News / Nasional
Selasa, 23 September 2025 | 16:56 WIB
Dian Hunafa, seorang beauty vlogger dan alumni MDIS Singapura. (bidik layar kanal YouTube Mosato TV)
Baca 10 detik
  • Dian Hunafa, seorang beauty vlogger yang juga alumni MDIS Singapura, membela keaslian ijazah Gibran 
  • Ia menjelaskan bahwa MDIS adalah kampus mitra yang bekerja sama dengan universitas luar negeri
  • Dian mengklarifikasi bahwa gelar Bachelor of Science (BSc) untuk jurusan marketing adalah sah

Suara.com - Di tengah derasnya tudingan ijazah palsu yang dialamatkan kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, seorang beauty content creator tak terduga muncul memberikan pembelaan sengit. Dia adalah Dian Hunafa, sosok di balik akun TikTok @fearlessbarb, yang ternyata merupakan rekan satu almamater Gibran di Management Development Institute of Singapore (MDIS).

Sebuah video lama miliknya kembali viral, di mana ia dengan tegas menyuarakan kegeramannya atas tuduhan yang menurutnya tidak hanya menyerang Gibran, tetapi juga seluruh alumni MDIS, termasuk dirinya.

Baginya, tudingan itu adalah sebuah penghinaan terhadap almamater yang ia banggakan.

Merasa ikut tersinggung, Dian tidak tinggal diam. Ia merasa perlu meluruskan informasi yang simpang siur karena ia memegang kualifikasi yang sama.

“Kami memegang ijazah dari kampus luar negeri. Karena memang MDIS punya kerjasama sama beberapa kampus di Inggris,” ucap Dian dalam videonya.

“Nah, aku sakit hati juga dong. Dibilang ijazah dia palsu, sedangkan aku juga punya ijazah yang sama gitu," sambungnya.

Kegeramannya timbul karena video lamanya justru dipelintir oleh sebagian pihak untuk memperkuat narasi ijazah palsu, Dian akhirnya mengunggah video baru berdurasi lebih dari 9 menit pada 17 September lalu.
Dalam video tersebut, ia memberikan "kuliah singkat" yang membongkar tuntas sistem pendidikan di Singapura untuk mematahkan semua tuduhan.

Dian menjelaskan bahwa MDIS adalah kampus swasta di Singapura yang tidak bisa mengeluarkan ijazah S1 sendiri. Oleh karena itu, mereka wajib bermitra dengan universitas dari luar negeri.

Inilah jawaban mengapa Gibran berkuliah di Singapura namun menerima ijazah dari University of Bradford, Inggris, salah satu mitra MDIS.

Baca Juga: Manuver Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Puan Maharani Bereaksi Dingin: Pemilu Masih Jauh

Lebih jauh, Dian juga menguliti perdebatan soal gelar Bachelor of Science (BSc) yang diraih Gibran untuk jurusan marketing, yang oleh sebagian pihak dianggap janggal. Menurutnya, hal ini sangat wajar di sistem pendidikan internasional.

“Jadi, marketing itu terbagi jadi dua. Marketing yang lebih ke strategi, lebih ke komunikasi, itu dia gelarnya BA, Bachelor of Arts,” jelasnya.
“Tapi marketing yang lebih ke ekonomi, statistik, atau ilmu-ilmu pastinya, itu lebih ke Bachelor of Science," katanya.

Informasi ini, kata Dian, bisa dengan mudah diverifikasi langsung melalui situs resmi universitas. Ia menegaskan bahwa perbedaan gelar tersebut murni karena fokus modul dan kurikulum yang diambil.

Untuk memperkuat argumennya, Dian menyinggung betapa ketatnya regulasi pendidikan dan imigrasi di Singapura. Ia menyebut aturan student pass (visa pelajar) yang bisa dicabut jika mahasiswa absen lebih dari 10%.

“Bayangkan saja, urusan absen saja dijaga seketat itu, apalagi soal ijazah. Mustahil ada ruang untuk menerbitkan ijazah palsu di Singapura,” tegasnya.

Penjelasan logis dan mendetail dari Dian Hunafa ini menjadi tamparan keras bagi narasi yang terus diembuskan oleh sejumlah pihak.

Load More