News / Nasional
Rabu, 24 September 2025 | 16:07 WIB
Fakta Bloomberg New Economy (Suara.com/Ari Welianto)
Baca 10 detik
  • Jokowi Gabung Elite Global Bloomberg.
  • Alasan Jokowi Dipilih Jadi Penasihat Ekonomi Dunia di Bloomberg
  • Bloomberg New Economy tunjuk Jokowi sebagai penasehat. 

Perubahan besar dalam perdagangan global, dinamika investasi, revolusi teknologi (termasuk AI), dan krisis iklim yang mendesak.

Seperti yang dikatakan Gina Raimondo, tujuan utamanya adalah menemukan titik temu dan membangun kemakmuran global di tengah ketidakpastian geopolitik yang semakin meningkat.

4. Komunitas Raksasa dengan Lebih dari 1.500 Pemimpin

Di luar dewan penasihatnya, Bloomberg New Economy telah membangun sebuah komunitas global yang sangat besar.

Hingga saat ini, tercatat lebih dari 1.500 pemimpin telah menjadi bagian dari jaringannya.

Anggota komunitas ini terdiri dari kepala negara (aktif dan mantan), menteri senior, CEO perusahaan multinasional, investor besar, inovator teknologi, hingga para aktivis yang berpengaruh.

Jaringan luas ini memungkinkan mobilisasi modal dan ide secara cepat untuk kepentingan publik.

5. Jokowi Dipandang Sebagai Representasi Unik Kepemimpinan Baru

Penunjukan Jokowi bukan tanpa alasan. Dalam keterangan resminya, Bloomberg secara spesifik menyoroti profilnya sebagai presiden pertama Indonesia yang tidak berasal dari latar belakang elite politik maupun militer.

Baca Juga: Intip Riwayat Pendidikan 3 Menantu Jokowi, Siapa Paling Mentereng?

Ia dipandang sebagai representasi kepemimpinan yang lahir dari bawah, yang memahami denyut nadi perekonomian riil.

Pengalamannya sebagai insinyur, pengusaha, dan pemimpin negara berkembang terbesar di Asia Tenggara memberinya perspektif unik yang sangat dibutuhkan dalam diskusi global.

6. Menggelar Forum Tahunan untuk Aksi Nyata

Platform ini tidak hanya berhenti di level diskusi. Setiap tahun, mereka menggelar pertemuan puncak untuk merumuskan langkah-langkah konkret.

Forum berikutnya dijadwalkan berlangsung di Singapura pada 19-21 November 2025.

Dengan tema Thriving in an Age of Extremes (Bertahan di Era Penuh Gejolak), pertemuan ini akan menjadi ajang bagi Jokowi dan para pemimpin dunia lainnya untuk membangun jejaring, berkolaborasi, dan mencari solusi nyata atas tantangan-tantangan paling mendesak di planet ini.

Load More