News / Nasional
Jum'at, 26 September 2025 | 15:48 WIB
Women's March Jakarta 2025. (suara.com/Yaumal Asri Adi)
Baca 10 detik
  • Women's March Jakarta 2025 mengusung tema "Tubuh Bukan Milik Negara" sebagai refleksi pengalaman kolektif perempuan, kelompok gender, masyarakat adat, hingga komunitas marjinal.

  • Isu yang disorot mencakup dampak industri ekstraktif terhadap perempuan adat, kriminalisasi penjaga lingkungan, dan belum disahkannya RUU PPRT.

  • Aksi ini juga menyoroti persoalan kekerasan berbasis gender, pembatasan ruang demokrasi, hingga serangan di ruang digital.

"Padahal, apa yang jadi hidup mereka dan hidup kita semua tanpa kerja-kerja perawatan yang dilakukan oleh perempuan, termasuk PRT. Jasa mereka tidak dinilai sehingga upahnya minim, kerjanya rentan dieksploitasi dan mendapatkan kekerasa. Tapi negara tutup mata," tegasnya.

Selain kedua isu tersebut, berbagai persoalan lainnya juga menjadi sorotan pada Women's March Jakarta seperti kekerasan berbasis gender, pembatasan ruang demokrasi, hingga serangan di ruang digital.

Sebagai catatan, Women's March 2025 merupakan sebuah aksi tahunan berbentuk long march dan rangkaian advokasi publik yang digelar di Jakarta.

Gerakan ini berakar dari aksi protes perempuan dan liyan yang melawan sejak 2017, dan hadir sebagai ruang konsolidasi gerakan feminis, queer, masyarakat adat, buruh, mahasiswa, disabilitas, dan komunitas marjinal lain di Indonesia untuk bersama-sama menyuarakan tuntutan keadilan gender, hak asasi manusia, dan demokrasi.

Load More