News / Internasional
Sabtu, 27 September 2025 | 14:40 WIB
Pidato PM Israel Benjamin Netanyahu diamplifikasi di Jaur Gaza. [Instagram/@b.netanyahu]
Baca 10 detik
  • Netanyahu siarkan pidato PBB via toa, tapi gagal total.

  • Ia tegaskan negara Palestina tidak akan pernah terwujud.

  • Presiden Trump larang keras Israel caplok Tepi Barat.

Suara.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diberikan kesempatan untuk menyampaikan pidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/9/2025) waktu setempat.

Pidato tersebut dikabarkan diamplifikasi oleh Pemerintah Israel, atas perintah Netanyahu, dengan menempatkan pengeras suara di sepanjang perbatasan Gaza yang bertujuan sebagai upaya 'diplomasi publik'.

Hal tersebut dikonfirmasi Al Arabiya bahwa Tentara Israel pada Jumat yang mengonfirmasi kepada saluran televisi Israel bahwa pengerahan pengeras suara itu sudah dimulai beberapa jam sebelumnya.

Kantor Perdana Menteri Israel menjelaskan dalam sebuah pernyataan menyatakan hal tersebut.

"Telah menginstruksikan otoritas sipil, bekerja sama dengan militer Israel, untuk menempatkan pengeras suara di atas truk di sisi Israel dekat perbatasan Gaza saja, guna menyiarkan pidato Perdana Menteri hari ini di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai bagian dari upaya diplomasi publik," tulis keterangan tersebut.

Pernyataan itu juga menekankan bahwa Netanyahu menegaskan 'perlunya tidak menempatkan para tentara dalam bahaya.'

Netanyahu kemudian, dari mimbar PBB, menyatakan bahwa memang memerintahkan pemasangan pengeras suara agar suaranya bisa terdengar oleh para tawanan Israel.

Namun, Warga Gaza memastikan kepada Al Arabiya bahwa tidak ada suara yang terdengar di Jalur Gaza, yang saat ini berada di bawah gempuran bom dan tembakan Israel.

Solusi Dua Negara

Baca Juga: 7 Poin Isi Pidato Prabowo Subianto di KTT PBB: Seruan Tegas Perdamaian Palestina-Israel

Untuk diketahui, pidato Netanyahu pada Jumat berselang sehari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan agar Israel tidak mencoba mencaplok Tepi Barat. 

Hal itu terjadi setelah pertemuan puncak yang diselenggarakan bersama oleh Prancis dan Arab Saudi pada Senin lalu terkait nasib solusi dua negara.

Dalam pertemuan tersebut, hampir sepuluh negara, termasuk Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia, secara resmi mengakui Negara Palestina, yang memicu kemarahan Israel.

Sejauh ini, 151 dari 193 negara anggota PBB telah mengakui Negara Palestina. 

Menanggapi hal itu, Netanyahu menegaskan sebelum berangkat ke New York ia akan mengecam para pemimpin yang, alih-alih mengutuk para pembunuh, justru ingin memberikan mereka sebuah negara di jantung tanah Israel.

Ia kembali menegaskan bahwa negara Palestina tidak akan pernah terwujud. 

Netanyahu sebelumnya juga menegaskan pemerintahannya akan memperluas permukiman di Tepi Barat yang diduduki, bahkan beberapa menteri garis keras dalam kabinetnya menyerukan pencaplokan penuh atas Tepi Barat dan penguasaan wilayah tersebut.

Namun, Trump untuk pertama kalinya mengambil sikap publik terkait isu ini pada Kamis setelah bertemu dengan perdana menteri Israel. 

Presiden AS itu menegaskan tidak mengizinkan Israel menguasai wilayah tepi barat Palestina.

"Saya tidak akan mengizinkan Israel mencaplok Tepi Barat. Itu tidak akan terjadi."

Load More