- Presiden Prabowo Subianto secara pribadi turun tangan dengan menggelar rapat maraton dua hari berturut-turut di Kertanegara
- Prabowo memberikan instruksi yang sangat detail dan teknis terkait MBG
- Sebagai tindak lanjut, pemerintah akan menutup sementara semua dapur (SPPG) yang bermasalah
Suara.com - Presiden Prabowo Subianto langsung tancap gas sesaat setelah mendarat di tanah air, merespons keras kasus keracunan yang mencoreng program andalannya, Makan Bergizi Gratis (MBG).
Tak main-main, Prabowo menggelar rapat maraton selama dua hari berturut-turut dengan para menteri dan kepala badan terkait di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan.
Rentetan pertemuan yang digelar sejak Sabtu (27/9) hingga Minggu (28/9) malam itu menjadi sinyal tegas bahwa presiden menaruh atensi luar biasa terhadap insiden yang membahayakan anak-anak Indonesia.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengonfirmasi bahwa pembahasan utama adalah evaluasi total program MBG.
"Ya jadi terus terang berkenaan dengan masalah MBG sejak kemarin beliau mendarat di Halim, kemudian memanggil beberapa menteri khusus untuk berkenaan dengan masalah MBG di BGN. Kemudian juga beliau langsung memberikan petunjuk terhadap perbaikannya sehingga hari ini dipimpin oleh Menko Pangan kita mengadakan rapat di Kementerian Kesehatan untuk tadi bahwa yang paling utama adalah keselamatan anak-anak kita," tutur Prasetyo di Kertanegara, Minggu (28/9/2025) malam.
Dalam rapat tersebut, Prabowo dilaporkan memberikan instruksi yang sangat rinci dan teknis, menyasar langsung ke akar masalah, kebersihan dan disiplin di dapur pengolahan.
Presiden tidak ingin ada toleransi sedikit pun terhadap prosedur yang dapat membahayakan nyawa generasi penerus bangsa.
"Terus terang bapak presiden dari kemarin memang memberikan petunjuk-petunjuk yang sangat detail bahkan sangat teknis. Misalnya, berkenaan dengan masalah kedisiplinan, prosedur terutama masalah kebersihan yang itu kaitannya dengan masalah air," ungkap Prasetyo.
Prabowo menyoroti temuan awal dari beberapa sampel makanan yang menunjukkan adanya kontaminasi bakteri. Hal ini diduga kuat berasal dari kelalaian dalam proses memasak di dapur-dapur penyedia.
Baca Juga: Wakil Ketua Komisi X DPR Buka Suara soal Keracunan MBG, Sebut Pemerintah Sedang Cari Solusi Terbaik
"Dia sangat konsen karena dari beberapa sampel yang sudah selesai itu salah satu penyebab utamanya adalah bakteri yang patut diduga salah satunya adalah kedisiplinan kita di dalam melakukan proses memasak di setiap dapur-dapur tersebut," tambah Prasetyo.
Sebagai langkah konkret dan cepat, Prabowo memerintahkan agar seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur yang melayani program MBG wajib mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Target waktunya pun sangat ketat.
"Secepatnya. Kita mungkin bicara target ya hitungan Minggu harus sudah selesai semuanya untuk memastikan bahwa semua dapur memiliki SLHS," tegas Prasetyo.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang turut hadir dalam rapat, memastikan pemerintah akan mengambil tindakan tegas tanpa pandang bulu.
Seluruh dapur atau SPPG yang terindikasi bermasalah akan ditutup sementara untuk proses evaluasi dan investigasi mendalam.
"Oh iya, tentu kami laporkan bahwa kami juga tadi sudah rapat koordinasi keselamatan anak-anak Indonesia, anak-anak kita yang paling utama oleh karena itu yang bermasalah (SPPG) ditutup dulu ya dan akan dievaluasi dan diinvestigasi. Kira-kira itu ya," kata Zulhas.
Berita Terkait
-
Prabowo Kagum PKS Sodorkan Profesor ITB Masuk Kabinet, Siapa Orangnya?
-
Wakil Ketua Komisi X DPR Buka Suara soal Keracunan MBG, Sebut Pemerintah Sedang Cari Solusi Terbaik
-
Cegah Keracunan, BPOM Siapkan Modul Nasional untuk Juru Masak Program MBG
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Presiden Prabowo Turun Tangan Atasi Kasus Keracunan MBG, Ini Instruksi Detailnya!
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden
-
Soal Kerja Sama Keamanan RI-Australia, Legislator PDIP Ini Kasih 2 Catatan, Minta Prabowo Hati-hati
-
Babak Baru Kasus Korupsi CSR BI-OJK: KPK Kejar Aliran Dana, 2 Staf Ahli Heri Gunawan Diperiksa
-
Babak Baru Ledakan SMAN 72: Ayah Terduga Pelaku Diperiksa Intensif, Polisi Ungkap Fakta Ini
-
DPR-Pemerintah Mulai 'Bedah' 29 Klaster RUU KUHAP: Sejumlah Pasal Sudah Disepakati, Ini di Antaranya
-
Sisi Gelap Taman Daan Mogot, Disebut Jadi Lokasi Prostitusi Sesama Jenis Tiap Tengah Malam
-
Luruskan Simpang Siur, Ini Klarifikasi Resmi Aliansi Terkait 7 Daftar Organisasi Advokat yang Diakui
-
Kasus Femisida Melonjak, Komnas Perempuan Sebut Negara Belum Akui sebagai Kejahatan Serius
-
Anak Menteri Keuangan Blak-blakan: Purbaya Ternyata Tak Setuju dengan Redenominasi Rupiah
-
Percepat Tanggulangi Kemiskinan, Gubernur Ahmad Luthfi Gandeng Berbagai Stakeholder