- Kemensos menurunkan Tagana, mendirikan dapur umum 1.000 porsi, serta menyalurkan bantuan logistik darurat untuk korban Ponpes Al Khoziny yang ambruk.
- Tim assessment dan trauma healing juga diterjunkan untuk mendampingi para santri serta keluarga yang terdampak.
- Peristiwa runtuhnya musala menelan satu korban jiwa, puluhan luka-luka, dan diduga akibat pondasi serta struktur bangunan yang tidak kuat.
Suara.com - Kementerian Sosial (Kemensos) mengirimkan tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membantu penanganan korban akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, Masryani Mansyur, mengatakan Tagana sudah bergabung dengan tim evakuasi gabungan yang terdiri dari SAR, BNPB, TNI, dan Polri sejak Senin (29/9) malam.
“Tagana juga mendirikan dapur umum yang mampu memasak hingga 1.000 porsi dalam sekali masak,” ujar Masryani kepada wartawan dalam keterangannya, Selasa (30/9/2025).
Selain tenaga relawan, Kemensos juga mengirimkan berbagai bantuan logistik darurat untuk para korban.
Bantuan itu mencakup 1.200 paket makanan siap saji, 500 paket makanan anak, 170 selimut, 150 kasur lipat, 150 family kit, serta tenda serbaguna.
Tak hanya itu, tim assessment Kemensos mulai melakukan pendataan awal terhadap korban terdampak. Kemensos memastikan akan menyalurkan santunan baik bagi korban luka maupun korban meninggal dunia.
Untuk mendampingi para santri dan keluarga yang mengalami guncangan, tim trauma healing juga diturunkan.
“Kami tidak hanya hadir dengan bantuan logistik, tetapi juga memastikan pendampingan psikososial agar para korban, terutama anak-anak, bisa kembali pulih secara mental dan emosional,” kata Masryani.
Sebelumnya, bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9) sore saat ratusan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah. Peristiwa itu menelan satu korban jiwa dan puluhan lainnya luka-luka.
Baca Juga: Zulhas Dorong Pesantren Dirikan Koperasi Desa, Jadikan Pusat Ekonomi Umat
Korban meninggal seorang santri bernama Alfian Ibrahim berusi 11 tahun di RSI Siti Hajar.
Selain itu, terdapat pula korban dengan cedera serius, inisial NA, yang harus diamputasi karena lengan tertimpa reruntuhan.
Pengasuh pondok menyebut bahwa masjid yang roboh itu masih dalam proses pembangunan yang telah berlangsung sekitar 9–10 bulan. Bagian atap atau dek baru saja dicor pada saat hari kejadian.
Ada dugaan bahwa pondasi atau struktur bangunan tidak kuat menahan beban tambahan, akibat cor dan penambahan lantai. Sehingga terjadi keruntuhan dari lantai atas ke bawah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa