News / Nasional
Jum'at, 03 Oktober 2025 | 16:22 WIB
Jokowi saat berpidato pada Oktober 2024. (Instagram @jokowi)
Baca 10 detik
  • Spekulasi kuat mengarah pada Jokowi sebagai sosok "Bapak J", Ketua Dewan Pembina PSI
  • Pengamat politik menilai sikap PSI yang terkesan malu-malu dan tidak transparan dalam mengumumkan posisi strategis ini sebagai langkah yang aneh
  • Kerahasiaan ini dianggap kontraproduktif dengan citra PSI sebagai partai anak muda yang seharusnya mengedepankan keterbukaan

Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) seolah masih malu-malu mengungkap secara gamblang siapa sosok "Bapak J" yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina. Meski semua petunjuk mengarah kuat pada Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi), sikap tertutup partai pimpinan Kaesang Pangarep ini justru menimbulkan keheranan dan dinilai kontraproduktif.

Kecurigaan semakin memuncak setelah sebuah video yang diunggah di akun Instagram resmi PSI, @psi_id, memperlihatkan Jokowi tengah memberikan arahan langsung kepada jajaran pengurus baru DPP PSI di Bali.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Waroeng Kopi Klotok Seminyak itu, seluruh elite partai, termasuk Kaesang, Ketua Harian Ahmad Ali, Sekjen Raja Juli Antoni, hingga anggota Dewan Pembina Grace Natalie, tampak serius menyimak. Anehnya, audio dalam video tersebut sengaja dibisukan, seolah menambah misteri di balik peran baru Jokowi.

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai arahan yang diberikan Jokowi di Bali adalah petunjuk yang sangat kuat. Menurutnya, tidak sembarang orang bisa memberikan wejangan kepada kader partai.

"Tidak sembarang orang dapat memberikan arahan ke kader partai. Biasanya yang melakukan itu punya posisi strategis di partai," jelas Jamiluddin saat dihubungi Suara.com, Jumat (3/10/2025).

Namun, Jamiluddin justru mempertanyakan sikap PSI yang terkesan menyembunyikan informasi sepenting ini. Jika benar Jokowi adalah figur di balik "Bapak J", merahasiakannya adalah sebuah langkah yang aneh dan tidak menguntungkan secara politis.

"Bila memang Jokowi yang menjadi Ketua Dewan Pembina, tentu aneh bila hingga saat ini belum dipublis," ujarnya.

Ia menekankan bahwa posisi Ketua Dewan Pembina merupakan jabatan yang sangat sentral dan strategis. Alih-alih mendapat keuntungan, sikap misterius PSI ini justru berpotensi merusak citra partai di mata publik.

"Dengan cara ini PSI justru akan dinilai sebagai partai tertutup," kata Jamiluddin.

Baca Juga: Sinyal Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi-Ba'asyir, Rocky Gerung Bongkar Dugaan Manuver Ini

Di era demokrasi yang menuntut transparansi, label sebagai "partai tertutup" bisa menjadi bumerang, terutama bagi PSI yang selama ini mengidentikkan diri sebagai partainya anak muda. Jamiluddin mengingatkan, sebagai representasi generasi muda, PSI seharusnya menjadi contoh partai yang terbuka.

"PSI sebagai partai anak muda justru akan semakin tidak dianggap oleh masyarakat," pungkasnya.

Sebelumnya, nama "Bapak J" diumumkan secara resmi oleh Sekjen PSI Raja Juli Antoni saat pelantikan pengurus DPP PSI periode 2025–2030 di Jakarta, pada Jumat (26/9/2025). Tanpa menyebut nama lengkap, pengumuman singkat itu memicu spekulasi liar di kalangan publik.

"Dewan Pembina Ketua yang terhormat, 'Bapak J'," ucap Raja Juli saat itu.

Load More