- Presiden ke-7 RI Jokowi disebut menurunkan apa yang ia sebut dengan “The Jokowi’s Legacy”.
- Ikrar secara khusus menyoroti kerusakan institusi di tubuh TNI dan Polri, yang ia sebut dimulai di era kepemimpinan Presiden Jokowi.
- Ikrar menilai praktik ini sebagai sumber dari berbagai persoalan termasuk potensi perselisihan antara TNI dengan Polri.
Suara.com - Pengamat politik, Ikrar Nusa Bhakti, melontarkan kritik tajam terhadap apa yang ia sebut “The Jokowi’s Legacy” atau warisan mantan Presiden Joko Widodo yang dinilai berbahaya bagi Indonesia.
Pernyataan ini, ia sampaikan melalui kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP. Ikrar mengatakan bahwa Presiden ke-7 RI menurunkan apa yang ia sebut dengan “The Jokowi’s Legacy”.
Ikrar secara khusus menyoroti kerusakan institusi di tubuh TNI dan Polri, yang ia sebut dimulai di era kepemimpinan Presiden Jokowi.
“Jokowi Legacy ini sangat berbahaya bagi Indonesia. Perusakan institusi dalam TNI dan Polri itu rusaknya pada era Jokowi,” ungkapnya, dalam podcast, dikutip pada Senin (13/10/2025).
Menurut Ikrar salah satu akar permasalahannya adalah adanya politisasi di dalam institusi penegak hukum.
Ia menekankan bahwa dalam anggota polisi dan TNI tidak sepantasnya terlibat dalam politik praktis, termasuk menduduki jabatan-jabatan sipil juga.
“Harus ditekankan juga, satu hal bahwa polisi itu seperti juga TNI, tidak boleh berpolitik dan kalau perlu nanti semua jabatan-jabatan di sipil kalau perlu itu juga nggak boleh ada tentara dan dan militer di situ,” tegas Ikrar.
Ikrar menilai praktik ini sebagai sumber dari berbagai persoalan termasuk potensi perselisihan antara TNI dengan Polri.
Lebih lanjut, Ikrar lalu membahas mengenai loyalitas aparat yang dirasa bergeser, tidak lagi lurus pada negara, melainkan pada individu atau kelompok tertentu seperti “Geng Solo”.
Baca Juga: Perkap Baru, Polisi Bisa Tembak Penyerang Markas Pakai Peluru Tajam! Ini Aturan Lengkapnya
Ia mencontohkan langkah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Listyo Sigit Prabowo, yang sebelumnya melantik sejumlah komisaris jenderal.
Ikrar memaknai hal ini sebagai upaya untuk mengamankan posisi dan kepentingan kelompoknya.
“Tau kan berapa jumlah komisaris jenderal yang baru dilantik oleh Sigit? Ini berarti dia lagi cari kira-kira siapa yang bisa menggantikan dia dan tidak menjadi orang yang berbahaya baik untuk dirinya maupun buat keluarga Jokowi,” jelas Ikrar.
Oleh karena itu, Ikrar mendesak adanya reformasi total di dalam tubuh kepolisian dan TNI. Namun dengan catatan, tim reformasi ini harus dibentuk langsung oleh presiden, bukan internal Kapolri.
“Anda bisa bayangkan pelindungnya kapolri sendiri. Mana mungkin anak buah kemudian membuat suatu kebijakan ataupun masukan mengenai apa yang harus dilakukan terhadap pimpinan kan gitu ya,” tutupnya, menggarisbawahi pentingnya independensi tim reformasi tersebut.
Reporter : Nur Saylil Inayah
Berita Terkait
-
Analisis Mantan BIN: Jokowi Minta Pertahankan Kapolri Sebagai Upaya Mengamankan Pintu Terakhir
-
Istana Bantah Kabar Sebut Listyo Sigit Setor Nama Komite Reformasi Polri ke Presiden Prabowo
-
SBY Cuekin Kapolri di HUT TNI? Demokrat Ungkap Fakta di Balik Video Viral yang Menghebohkan
-
Demokrat Klarifikasi Video SBY Tak Salami Kapolri di HUT TNI: Sudah Lama Bercengkerama di...
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
Terkini
-
UU Kepemudaan Digugat, KNPI DKI Minta Usia 40 Tahun Masih Masuk Kategori Pemuda
-
Menkeu Ogah Bayar Utang Whoosh Pakai APBN, Istana Bilang Begini
-
Putusan Hakim Tolak Praperadilan, Istri Nadiem Terlihat Menahan Air Mata
-
Salah Alamat Makanan, Driver Ojol Babak Belur Dikeroyok Suami Pelanggan di Koja
-
Mendagri Tito Imbau Pemda Kendalikan Harga Komoditas Pangan Penyumbang Utama Inflasi
-
Prabowo Siap Kerahkan 20 Ribu Pasukan Perdamaian ke Gaza, MPR Beri Respons Begini
-
Dibalik Kampanye Hijau, Industri Fosil Tetap Jadi Sumber Masalah Iklim
-
Jakarta Peringkat 18 Kota Paling Bahagia Dunia, Gubernur Pramono: Mungkin Karena Gubernurnya Bahagia
-
Misteri Kematian Terapis 14 Tahun di Jaksel: Diduga Korban TPPO, Jeritan Terdengar Sebelum Tewas
-
Pramono Sebut Jakarta Ada di Urutan Ke-18 Kota Paling Bahagia Versi Majalah Time Out