- Radjasa melihat adanya peluang pergantian Kapolri, hanya saja, tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
- Presiden Prabowo disebut menyimpan kekecewaan terhadap kepemimpinan Sigit.
- Jokowi sempat menemui Presiden Prabowo di kediamannya Jalan Kertanegara pada Sabtu 4 Oktober.
Suara.com - Permintaan untuk mempertahankan Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri, diyakini eks Anggota Badan Intelijen Negara (BIN), Kolonel Inf (purn) Sri Radjasa Chandra, menjadi salah satu agenda tersembunyi dalam pertemuan mantan Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Radjasa, langkah ini menjadi bagian dari upaya sang mantan presiden untuk mengamankan “pintu terakhir”-nya, di tengah tekanan hukum pada berbagai kasus Jokowi. Seperti kasus dugaan ijazah palsu.
“Jadi (agenda) yang kedua, faktor Sigit, agar diberi kesempatan untuk tetap memimpin. Hal yang mendesak, tekanan terhadap Sigit, yang merupakan ‘pintu terakhir’ buat Jokowi,” ujar Radjasa melalui podcast kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP dikutip Jumat (10/10/2025).
Sementara itu, di sisi lain Radjasa melihat adanya peluang pergantian Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), hanya saja, tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
Menurutnya, Presiden Prabowo sendiri menyimpan kekecewaan terhadap kepemimpinan Sigit.
“Jelas ada semacam kekecewaan dari Prabowo terhadap kepemimpinan Sigit. Terutama pada saat aksi kerusuhan kemarin,” kata dia.
Radjasa meyakini kekecewaan Prabowo dimulai ketika sempat ada tuntutan agar dirinya mundur dari jabatan Presiden di ujung rangkaian aksi demonstrasi pada Agustus hingga awal September 2025 lalu.
“Kekecewaan Prabowo, kenapa di ujung aksi-aksi tersebut ada pernyataan meminta Prabowo mundur, dari unsur PSI,” jelas Radjasa.
Selanjutnya ia menyebut ketegangan semakin memuncak ketika Sigit membentuk tim reformasi Polri secara sepihak, mendahului Prabowo.
Baca Juga: Relawan GPN 08 Gelar 'Ngaliwet Rakyat' Peringati Setahun Jabatan Presiden
Radjasa menyebut hal itu sebagai bentuk pembangkangan terhadap wewenang Presiden Prabowo.
“Ketika dia (Sigit) tahu bahwa Presiden ingin membentuk tim reformasi, yang Sigit juga tahu bahwa siapa yang akan dilibatkan di situ. Tiba-tiba dia membentuk sendiri. Itu insubordinasi,” tegasnya.
Bahkan, ia mengungkap, tim reformasi Polri yang dibentuk Sigit, sempat dikatakan Prabowo tidak berlaku.
“Kapolri membentuk tim reformasi itu, sebenarnya Prabowo sempat juga mengatakan bahwa itu (tim reformasi Polri) tidak berlaku, yang dibentuk Kapolri,” ucap Radjasa.
Waktu pengumuman tim reformasi Polri oleh Kapolri kata dia, yang menjadi persoalan.
Menurut Radjasa langkah tersebut menjadi janggal karena mendahului rencana yang sudah diumumkan Prabowo.
Berita Terkait
-
Bukan Silaturahmi Biasa, Eks BIN Duga Tujuan Jokowi Temui Prabowo untuk Menagih Utang Politik
-
Bantu Gibran Bangun Papua, Prabowo Tunjuk Eks Jenderal hingga Eks Stafsus Jokowi
-
Swasembada Pangan! Mentan: InsyaAllah Tak Impor Beras Lagi, Mudah-mudahan Tak Ada Iklim Ekstrem
-
20 Oktober Jadi Ujian Prabowo, Akankah Lepas Bayang Jokowi dan Rombak Kabinet?
-
Relawan GPN 08 Gelar 'Ngaliwet Rakyat' Peringati Setahun Jabatan Presiden
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Bantah Eksekusi Silfester Kedaluwarsa, Kejagung Minta Kuasa Hukum Bantu Hadirkan Kliennya: Tolonglah
-
Kasus Korupsi Kredit Sritex, Kejagung Kembali Sita Aset Eks Dirut Iwan Lukminto
-
Berkas Perkara Delpedro Cs Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pengacara Lawan Balik Lewat Praperadilan
-
Menteri PPPA: Di Kampus Perlu Dibangun Budaya Saling Menghormati dan Ruang Aman
-
Geger Anak Eks Walkot Cirebon Maling Sepatu di Masjid, Kasusnya Disetop Polisi, Ini Alasannya!
-
Minta MK Hapus Uang Pensiun DPR, Lita Gading Dibalas Hakim: Mereka kan Kerja
-
DPR Soroti Kasus Narkoba Ammar Zoni di Rutan: Indikasi Peredaran Gelap Narkoba Masih Marak
-
Suka Metal dan 'Kerja Kerja Kerja', 4 Kemiripan Calon PM Jepang Sanae Takaichi dengan Jokowi
-
KPK Dalami Peran Eks Dirut Perhutani soal Izin dan Pengawasan di Kasus Korupsi Inhutani V
-
Demi Sang Pendiri, Driver Gojek Beri Dukungan ke Nadiem di Sidang Praperadilan Korupsi Laptop