- Banjir bandang dan longsor di 13 kabupaten/kota Sumatra Barat melumpuhkan sektor pendidikan, menunda ujian semester.
- Dinas Pendidikan Sumbar menginstruksikan penyesuaian jadwal ujian semester dengan memprioritaskan keselamatan siswa dan guru.
- Beberapa sekolah di Sumbar beralih fungsi menjadi posko pengungsian darurat selama masa tanggap bencana.
Suara.com - Sektor pendidikan di Sumatra Barat (Sumbar) lumpuh diterjang bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sepekan terakhir. Ribuan siswa dari tingkat SD hingga SMA terpaksa berhenti belajar, padahal jadwal ujian semester sudah di depan mata.
Kondisi diperparah dengan rusaknya sejumlah gedung sekolah dan sebagian lainnya yang kini beralih fungsi menjadi posko pengungsian darurat.
Bencana hidrometeorologi yang dipicu cuaca ekstrem pada akhir November ini telah memorak-porandakan 13 kabupaten/kota di Sumbar.
Akibatnya, kegiatan belajar-mengajar terganggu total. Banyak siswa dan guru menjadi korban langsung, rumah mereka terendam air, fasilitas belajar hancur, hingga terpaksa meninggalkan rumah untuk mengungsi.
Menghadapi situasi darurat ini, Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar bergerak cepat dengan mengambil kebijakan penyesuaian selama masa tanggap darurat bencana.
Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Habibul Fuadi, telah mengeluarkan instruksi tegas kepada jajarannya untuk memprioritaskan keselamatan dan kondisi psikologis para siswa dan guru.
"Kepala cabang untuk segera mengoordinasikan dan menginstruksikan kepada seluruh kepala satuan pendidikan SMA, SMK dan SLB di wilayah yang terdampak untuk melakukan peninjauan ulang dan penyesuaian jadwal pelaksanaan ujian semester ganjil tahun pelajaran 2025/2026," kata Habibul dalam keterangannya, Senin (1/12/2025).[4]
Kebijakan ini bukan sekadar penundaan, melainkan penyesuaian yang komprehensif. Habibul menekankan bahwa setiap keputusan terkait jadwal baru harus mempertimbangkan berbagai faktor krusial, mulai dari keamanan, kondisi fisik sarana dan prasarana sekolah, hingga kesiapan psikologis peserta didik dan para guru yang juga terdampak bencana.
Selain itu, seluruh kepala cabang dinas diwajibkan untuk segera menghimpun data lengkap mengenai dampak bencana di sektor pendidikan.
Baca Juga: Satgas PKH Turun Tangan! Hutan Sumatra Diteliti, Dugaan Kesengajaan di Balik Bencana Banjir
Data ini mencakup kerusakan fasilitas, kondisi guru dan tenaga kependidikan, serta jumlah pasti siswa yang menjadi korban.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari penetapan status tanggap darurat oleh Pemerintah Provinsi Sumbar yang berlaku sejak 25 November hingga 8 Desember 2025.
Aktivitas sekolah pun telah dihentikan sementara melalui surat edaran resmi.
"Saat ini siswa diliburkan sampai 3 Desember 2025. Surat edaran sudah diterbitkan dua kali yang pertama diedarkan pada 27 November 2025 yang berisi kegiatan belajar mengajar diliburkan pada 28 sampai 30 November 2025. Lalu diperpanjang pada surat edaran kedua di 30 November 2025 yang berisi libur 1 hingga 3 Desember 2025," tutur Habibul.
Laporan dari lapangan menunjukkan situasi yang memprihatinkan. Sejumlah sekolah seperti SD 41 Lori, SDN 02 Cupak Tangah, dan SMPN 29 Padang kini menjadi tempat bernaung para pengungsi.
Dampak paling tragis dirasakan di Kabupaten Agam. Data sementara mencatat, 3 orang guru meninggal dunia, 4 orang mengalami luka-luka, dan 5 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Berita Terkait
-
Satgas PKH Turun Tangan! Hutan Sumatra Diteliti, Dugaan Kesengajaan di Balik Bencana Banjir
-
Banjir-Longsor Melanda Sumatera, ESDM Sebut Lokasi Tambang Jauh dari Titik Bencana
-
Misteri Gelondongan Kayu di Balik Banjir Sumut, Satgas PKH Turun Tangan: Siap Usut Dugaan Pembalakan
-
ESDM Bicara Kapan Jaringan Listrik Hingga BBM di Wilayah Terdampak Banjir Sumatera Kembali Normal
-
Kenapa Korban Banjir Sumatera Begitu Banyak? Kabasarnas Ungkap Fakta Mengejutkan
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- Tewas Menabrak Pohon, Gary Iskak Diduga Tak Pakai Helm Saat Kecelakaan Tunggal
Pilihan
-
604 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Sumatera: Update Terkini
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
Terkini
-
Tragedi Jelambar: Remaja 18 Tahun Tewas dalam Kebakaran Hebat, Asma Renggut Nyawanya
-
604 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Sumatera: Update Terkini
-
Jeritan Pedagang Thrifting di Tengah Ancaman Larangan: Modal Membengkak, 'Beli Kucing dalam Karung'
-
Satgas PKH Turun Tangan! Hutan Sumatra Diteliti, Dugaan Kesengajaan di Balik Bencana Banjir
-
Misteri Gelondongan Kayu di Balik Banjir Sumut, Satgas PKH Turun Tangan: Siap Usut Dugaan Pembalakan
-
Bukan Bencana Alam! WALHI Bongkar Dosa Investasi Ekstraktif di Balik Banjir Maut Sumatra
-
Terungkap! Ini Alasan Kejagung Cabut Status Cekal Bos Djarum Victor Hartono di Kasus Pajak
-
Kenapa Korban Banjir Sumatera Begitu Banyak? Kabasarnas Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Kisah Hafitar: Bocah 7 Tahun Penakluk KRL dan Kesenjangan Pendidikan
-
Tinjau Banjir Sumatera, Prabowo Bicara Status Bencana hingga Fungsi Pemerintah Jaga Lingkungan