- Gus Irfan minta Kejagung dampingi peralihan aset dan pegawai Kementerian Haji dan Umrah.
- Pendampingan bertujuan memastikan transparansi dan mencegah potensi korupsi sejak awal.
- Jaksa Agung ingatkan agar kementerian baru tak ulangi praktik korupsi di Kemenag.
Suara.com - Kejaksaan Agung (Kejagung) menerima kunjungan audiensi dari Kementerian Haji dan Umrah.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf (Gus Irfan) diterima langsung oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin di Gedung Kejagung, Jakarta.
Gus Irfan menyampaikan bahwa kunjungannya merupakan tindak lanjut dari amanah Presiden Prabowo Subianto, yang menginginkan pelaksanaan ibadah haji di bawah kepemimpinannya berlangsung secara transparan, bersih, dan akuntabel.
“Karena itu, itu sejak awal kami sudah memulai minta pendampingan dari Kejaksaan Agung,” ungkapnya.
Selain meminta pendampingan Kejagung, Gus Irfan juga menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya untuk memperkuat sistem pencegahan korupsi di kementerian baru tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Irfan menjelaskan bahwa pertemuan dengan Kejagung juga membahas proses peralihan aset dari Kementerian Agama ke Kementerian Haji dan Umrah.
Ia menegaskan pentingnya memastikan agar seluruh aset yang dialihkan dalam kondisi bersih dan bebas dari masalah hukum.
“Terkait dengan proses peralihan aset-aset dari Kementerian Agama ke Kementerian Haji, kita juga minta pendampingan agar bahwa aset-aset yang akan kami terima nanti benar-benar aset-aset yang bersih, tidak ada permasalahan di kemudian hari,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Irfan juga meminta bantuan Kejagung untuk melakukan penelusuran terhadap calon pegawai dan staf yang akan bergabung di kementeriannya.
Baca Juga: Seleksi Super Ketat Kementerian Haji, Kenapa 200 Nama Calon Pejabat Harus Ditelusuri KPK?
Total ada sekitar 300–400 orang yang akan masuk dalam struktur organisasi baru tersebut.
“Sekitar 300–400 orang yang akan masuk ke Kementerian Haji untuk ditracking oleh Kejaksaan Agung untuk bisa memastikan bahwa mereka orang-orang bersih dan bisa bergabung dengan kami di Kementerian Haji,” ungkapnya.
Sementara itu, Jaksa Agung ST Burhanuddin menyambut baik langkah tersebut.
Ia menilai, permintaan Gus Irfan merupakan bentuk pencegahan dini terhadap potensi tindak pidana korupsi di lingkungan kementerian baru.
“Bukan bersihnya bersih-bersih kotor-kotoran, tapi hal-hal yang menghindarkan dan menjadi perbuatan-perbuatan yang adanya korup di situ karena kita tahu bahwa yang terjadi kemarin di Kementerian Agama adalah perbuatan-perbuatan yang seharusnya tidak mereka lakukan,” katanya.
Burhanuddin juga berharap agar Kementerian Haji dan Umrah tidak mengulangi kesalahan birokrasi yang pernah terjadi di institusi asalnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Misteri Suap Digitalisasi Pendidikan: Kejagung Ungkap Pengembalian Uang dalam Rupiah dan Dolar
-
Usai Insiden Al Khoziny, Pemerintah Perketat Standar Keselamatan Bangunan Pesantren
-
Kalah Praperadilan, Pulih dari Operasi Ambeien, Nadiem: Saya Siap Jalani Proses Hukum
-
PLN Siap Jadi Motor Dekarbonisasi, Hashim Djojohadikusumo Tegaskan Posisi RI di Paris Agreement
-
Berapa Kekayaan Eric Trump yang Ingin Ditemui Prabowo Subianto?
-
Kecewa Timnas Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Presiden Prabowo Minta Kluivert 'Ditendang?'
-
BPJS Kesehatan Apresiasi 110 Badan Usaha Lewat Penghargaan Satya JKN Award 2025
-
Berkontribusi bagi Keamanan dan Kesejahteraan, BPJS Kesehatan Masuk Nominasi Nobel Perdamaian
-
Misteri Kematian Andri di Kali Green Crout: Keluarga Tolak Dugaan Tawuran, Ungkap Banyak Kejanggalan
-
Ahli Forensik Digital Pertanyakan Kepakaran Rismon yang Tanggapi Kasus Kematian Mirna Salihin