- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menegaskan bahwa perdebatan mengenai sistem Pilkada langsung, tidak langsung, atau asimetris bukanlah isu utama saat ini.
- Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Bahtiar Baharuddin, menilai pembenahan sistem pemerintahan daerah harus menjadi prioritas sebelum membahas desain pemilihan kepala daerah.
- Ia menekankan bahwa perubahan sistem Pilkada sebaiknya dilakukan setelah fondasi pemerintahan daerah diperkuat untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Suara.com - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menilai perdebatan publik mengenai sistem Pilkada langsung, tidak langsung, atau asimetris bukanlah isu prioritas yang harus segera diputuskan. Sebab mereka menganggap masalah yang lebih fundamental yang harus dibenahi terlebih dahulu, adalah sistem pemerintahan daerah itu sendiri.
Penekanan ini disampaikan Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar Baharuddin usai menghadiri acara peluncuran Indeks Partisipasi Pilkada 2024 yang digelar KPU RI di Hotel Pullman, Jakarta Barat, Sabtu (18/10/2025).
Bahtiar menegaskan bahwa cara memilih pemimpin daerah hanyalah turunan dari sebuah sistem yang lebih besar. Sedangkan, fokus utama saat ini seharusnya adalah mengevaluasi dan memperbaiki Undang-Undang Pemerintahan Daerah secara menyeluruh.
"Kalau saya berpandangan sebaiknya yang dibahas kita lebih awal adalah undang-undang pemerintahan daerah sendiri. Nah setelah kita letakkan sistem pemerintahan daerah yang kita inginkan untuk membawa Indonesia Emas 2045, nah nanti baru kita bicarakan desain pemilihan kepala daerahnya seperti apa," ujar Bahtiar.
Bahtiar juga mengakui bahwa sistem pilkada langsung yang telah berjalan sejak 2005 belum sepenuhnya berhasil melahirkan pemimpin ideal yang mampu mempercepat kesejahteraan daerah. Ia menyoroti sejumlah persoalan yang justru muncul dari sistem ini.
"Evaluasi juga menunjukkan, ternyata kan sistem langsung ini yang kita dapatkan ada masalah hukum, otonomi daerah tidak berkembang. Daerah kan hampir sebagian besar tidak otonom, masih mengandalkan dana transfer, kemudian inisiatif lokal ini kurang berkembang," jelasnya.
Menurutnya, akan percuma jika saat ini meributkan cara memilih apabila sistem pemerintahan yang akan dijalankan oleh pemimpin terpilih masih bermasalah. Ia mengibaratkan sistem pemerintahan daerah sebagai "bonggol" atau akar dari persoalan.
"Justru yang harus dibicarakan serius sistem pemerintahan daerahnya. DPRD seperti apa? Bangunan hubungan pusat dan daerah. Ini justru yang bonggolnya itu harus dibikin," tegasnya.
Oleh karena itu, Bahtiar menekankan bahwa wacana untuk mengubah sistem Pilkada, baik itu kembali ke pemilihan oleh DPRD (tidak langsung) maupun menerapkan sistem asimetris (berbeda-beda di setiap daerah), hanyalah pilihan-pilihan yang bisa didiskusikan nanti setelah fondasi pemerintahan daerahnya kokoh.
Baca Juga: Mendagri Dorong Kepala Daerah Perkuat Pengawasan dengan Optimalkan Peran APIP
Ia pun meluruskan bahwa berbagai wacana tersebut belum menjadi sikap resmi pemerintah dan masih sebatas pemikiran untuk perbaikan demokrasi ke depan.
"Saya kira ini pikiran-pikiran saja sih, belum menjadi pikiran pemerintah. Kita tunggu saja kalau soal pembahasan itu," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Di Depan Mahasiswa, Prabowo Puji ChatGPT tapi Ingatkan Bahaya AI
-
Ketua KPU: Dunia Sampai Akhirat Tak Akan Ada Lagi, Pemilu Serentak Hanya di Indonesia!
-
Partisipasi Publik di Pilkada 2024 Naik Kelas: 4 Provinsi Raih Predikat Fully Participatory
-
Prabowo Beri 3 Kali Ultimatum Menteri 'Nakal' Sebelum Reshuffle: Jangan Dikasihani, Kasihan Rakyat
-
Soal Keracunan MBG, Prabowo Ingatkan Guru Ajari Siswa Cuci Tangan: Virus-Bakteri Bisa dari Mana Saja
-
Raup Cuan Rp1 M, Marketing dan Koki Sabu di Apartemen Cisauk Tangerang Terancam Hukuman Mati
-
Klaim Program MBG 99,99 Persen Berhasil, Prabowo Sebut Kasus Keracunan Siswa Dibesar-besarkan!
-
Klaim Dicontek 112 Negara, Prabowo Puji-puji Program MBG: Sebagian Besar Ikut Contoh Kita
-
Prabowo Iri Anak Muda Dimanjakan AI: Zaman Saya Gak Ada ChatGPT, Enak Sekali Kalian Ya
-
Elite Golkar Puji Satu Tahun Kepemimpinan Prabowo-Gibran, Begini Katanya