Gagasan ini pertama kali diusulkan oleh PBB pada 1947, lalu kembali dibicarakan dalam Perjanjian Oslo pada awal 1990-an.
Secara teori, negara Palestina yang merdeka akan berdiri di wilayah Tepi Barat dan Gaza, dengan pembagian wilayah tertentu dan status khusus untuk Yerusalem. Pendukungnya meyakini, model ini bisa memberi hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Palestina sekaligus menjamin keamanan Israel.
Namun dalam praktiknya, rencana ini sulit diwujudkan.
Beberapa hambatan utama antara lain:
- Israel masih menduduki sebagian besar wilayah Tepi Barat dan terus memperluas permukiman ilegal di sana.
- Yerusalem diklaim oleh kedua pihak sebagai ibu kota.
- Pemerintahan Palestina sendiri terpecah antara Fatah di Tepi Barat dan Hamas di Gaza, membuat negosiasi sulit berjalan.
Akibat berbagai kendala itu, banyak pengamat kini menilai two-state solution sudah tidak realistis lagi diterapkan. Bahkan, sebagian kalangan aktivis menilai konsep ini hanya memberi kesan seolah-olah sedang mencari solusi, padahal kenyataannya ketimpangan kekuasaan masih terjadi.
Mengapa Pandji Menolak Two-State Solution
Dari sudut pandang Pandji, two-state solution tidak bisa disebut solusi karena mengabaikan fakta ketidakadilan. Ia menilai, pembagian dua negara justru mengokohkan ketimpangan yang sudah ada.
"Gue tuh nggak bisa nyebut itu konflik dua negara, karena dari awal aja yang satu udah dijajah. Kalau lo udah dijajah, lo nggak bisa disuruh kompromi," ungkapnya lagi.
Bagi Pandji, penyelesaian konflik seharusnya berangkat dari pengakuan bahwa Palestina adalah korban penjajahan, bukan sekadar pihak dalam perselisihan teritorial.
Baca Juga: Penegakan HAM Setahun Pemerintahan Prabowo, Komisi XIII DPR PKB: Harus Nyata, Bukan Sekadar Narasi
Ia juga mendesak agar Indonesia bersikap lebih lantang di forum internasional. Menurutnya, negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia seharusnya menjadi suara utama dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina. "Kita ini negara besar, masa cuma bisa ngomong netral. Lo bisa kok nunjukin keberpihakan tanpa harus bikin ribut," ujarnya menutup pernyataannya.
Pandji pun mengajak publik untuk tidak hanya berhenti pada simbol solidaritas. "Kalau kita bilang bela Palestina, ya harus ngerti dulu siapa yang dijajah, siapa yang menjajah. Jangan sampai kita dukung solusi yang malah ngebikin mereka tetap dijajah," katanya.
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri