-
PDIP tolak keras gelar pahlawan nasional untuk Soeharto.
-
Ribka Tjiptaning ungkit dosa Soeharto: penjarakan tanpa pengadilan.
-
Ketua MPR sebut Soeharto 'sudah clear', minta tunggu Prabowo.
Suara.com - Perdebatan sengit mengenai pemberian gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto kembali memanas.
Di satu sisi, PDI Perjuangan menolak keras sambil mengungkit 'noda hitam' Orde Baru. Sementara di sisi lain, pimpinan MPR RI justru mengklaim nama Soeharto "sudah bersih".
Ketua DPP PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning, menjadi salah satu suara paling vokal yang menentang usulan tersebut. Ia secara terbuka mempertanyakan kelayakan Soeharto.
"Menolak keras!" kata Ribka saat dihubungi Suara.com, Jumat (24/10/2025).
"Lah aneh aja ya. Apa hebatnya Soeharto? Siapa mau dikasih gelar pahlawan?," tanyanya.
Ribka mengingatkan kembali catatan kelam rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto yang dinilainya jauh dari citra seorang pahlawan.
"Memenjarakan tanpa pengadilan. Memecat tanpa salah," tuturnya.
Sikap kontras datang dari Ketua MPR RI, Ahmad Muzani. Ia berpendapat bahwa secara kelembagaan, status Soeharto sebenarnya sudah dinyatakan bersih melalui Ketetapan MPR di masa lalu.
"Ya kita tunggu keputusan presiden, tetapi kalau dari sisi MPR kan pada periode lalu yang bersangkutan sudah dinyatakan clear, dalam arti sudah menjalankan proses seperti yang ditetapkan dalam TAP MPR sehingga harusnya juga itu tidak menimbulkan problem lagi," ujarnya.
Baca Juga: Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Dikritik, Mensos Gus Ipul: Itu Bukan Keputusan Saya Pribadi
Meski demikian, Muzani menegaskan bahwa keputusan akhir sepenuhnya berada di tangan Presiden Prabowo Subianto.
"Nanti kita nunggu keputusan presiden siapa saja yang akan ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia dalam hal ini Presiden Prabowo untuk tahun ini dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional," katanya.
"Sehingga saya kira presiden memiliki pertimbangan dan pandangan yang matang sesuai dengan peran dan masa baktinya pada saat yang bersangkutan memberi pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara," sambung Muzani.
Kini, bola panas ada di tangan Presiden Prabowo untuk memutuskan apakah akan menyetujui usulan kontroversial ini atau tidak, di tengah tarik-menarik narasi sejarah yang kuat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
Terkini
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui
-
500 Ribu Lulusan SMK Siap Go Global: Cak Imin Targetkan Tenaga Terampil Tembus Pasar Dunia
-
Indonesia Siap Tambah Bahasa Portugis ke Kurikulum, Ini Alasan Strategisnya
-
Pemerintah Siapkan Beasiswa Khusus Siswa SMK yang Ingin Kerja di Luar Negeri, Termasuk Pakai LPDP
-
Sempat Tegang karena Dijaga Ormas GRIB, Begini Situasi Terkini 'Rumah Lelang' di Petukangan
-
Lagi-lagi Absen Panggilan, Nasib Tersangka Sekjen DPR Indra Iskandar Makin Tak Jelas