-
Pembunuhan sadis dipicu jatah sabu patungan yang tidak adil.
-
Pelaku menebas leher korban hingga tewas menggunakan sebilah kerambit.
-
Pelaku kini ditangkap dan dijerat pasal penganiayaan berat.
Suara.com - Sebuah perselisihan sepele soal pembagian sabu hasil patungan menjadi pemicu di balik aksi penganiayaan sadis yang menewaskan Hendrik Jeffre (53) di Jatinegara, Jakarta Timur.
Fakta baru ini mengungkap bahwa pelaku, Asep Ari Saputra (36), tega menebas leher korban dengan sebilah kerambit hingga tewas karena merasa dicurangi.
Fakta baru yang mempertajam motif ini diungkap langsung oleh Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Alfian Nurrizal.
Ia memastikan bahwa kedua pria tersebut bukanlah bagian dari sindikat pengedar, melainkan hanya pengguna narkoba yang terlibat dalam sebuah kesalahpahaman fatal.
"Mereka hanya pengguna, tapi ada salah paham saat menggunakan sabu tersebut sehingga timbul emosi," ungkap Alfian kepada wartawan, Senin (27/10/2025).
Berdasarkan hasil interogasi mendalam, Asep mengakui bahwa pertikaian maut itu meledak karena Hendrik mengambil jatah sabu yang lebih banyak dari yang seharusnya.
Ironisnya, barang haram tersebut mereka beli secara urunan atau patungan.
"Hasil interogasi pelaku. Padahal mereka urunan belinya," ungkap Alfian.
Rasa kesal karena merasa dicurangi inilah yang kemudian membuat Asep kalap.
Baca Juga: Jaksa Ungkap Detik-detik Kompol Yogi dan Ipda Aris Habisi Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan
Ia mendatangi Hendrik pada Sabtu, 25 Oktober 2025 malam, dan langsung menyerangnya dengan kerambit hingga tewas di tempat.
Asep sendiri berhasil ditangkap oleh tim Polsek Jatinegara hanya beberapa jam setelah kejadian di tempat persembunyiannya di Kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.
Atas perbuatannya, ia kini dijerat dengan Pasal 351 Ayat (3) KUHP tentang penganiayaan berat yang menyebabkan kematian.
Selain ancaman hukuman penjara, Asep juga tengah diperiksa secara intensif untuk mendalami jaringan penyalahgunaan narkotika yang menjadi latar dari tragedi berdarah ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Tragis! Diamuk Massa hingga Semaput, Maling Motor di Cengkareng Ternyata Bawa Pistol Mainan
-
Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, DPR: Sejak Awal Ini Bisnis Dikelola BUMN, Bukan Pemerintah!
-
Dalih 'Investasi Sosial' Jokowi soal Utang Whoosh Dikuliti DPR: Mana Akuntabilitasnya?
-
Skandal Chromebook: Pengacara Nadiem Tunjuk Hidung Stafsus, Siapa Dalang Sebenarnya?
-
Pesawat Haji Tak Lagi Terbang Kosong? Begini Rencana Ambisius Pemerintah...
-
Ditanya Soal Peluang Periksa Luhut dalam Kasus Whoosh, Begini Respons KPK
-
Korupsi Whoosh Memanas, Ketua KPK Soal Saksi: Masih Kami Telaah Dulu
-
Sandra Dewi Menyerah? Terungkap Alasan Tunduk di Balik Pencabutan Gugatan Aset Korupsi Timah
-
Eks Jubir Gus Dur Sentil Kejagung: Prestasi Rp13 T Jadi Lelucon, Loyalis Jokowi Tak Tersentuh?
-
Cak Imin Soroti Gurita Bisnis Indomaret dan Alfamart: Membunuh Ekonomi Rakyat di Desa