News / Metropolitan
Rabu, 29 Oktober 2025 | 11:43 WIB
Bus Transjakarta transit di Halte Senayan, Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Dishub DKI Jakarta sedang mengkaji kenaikan tarif bus Transjakarta menjadi Rp 5.000.

  • Tarif saat ini sebesar Rp 3.500 hanya menutupi 14 persen dari biaya operasional.

  • Meskipun naik, 15 golongan masyarakat seperti pelajar dan lansia akan tetap gratis.

Suara.com - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta tengah mengkaji wacana kenaikan tarif bus Transjakarta dari Rp3.500 menjadi Rp5.000. Kajian ini mempertimbangkan berbagai aspek, terutama biaya operasional yang terus meningkat.

"Untuk kenaikan tarif Transjakarta masih dalam tahap kajian, kami juga melihat situasi dan kondisi yang ada," ujar Wakil Kepala Dishub DKI Jakarta, Ujang Harmawan, di Jakarta, Rabu (28/10/2025).

Ujang menambahkan, pihaknya belum dapat memastikan kapan kenaikan tarif akan diberlakukan karena saat ini masih dalam proses persiapan dan menjaring masukan dari masyarakat.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya menyoroti bahwa tarif Rp3.500 telah berlaku sejak 2015 dan kini hanya mampu menutupi sekitar 14 persen dari total biaya operasional Transjakarta. Tarif ini juga lebih rendah dibandingkan dengan tarif angkutan umum di daerah penyangga seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang.

Meskipun ada wacana kenaikan, Pemprov DKI memastikan bahwa 15 golongan masyarakat—termasuk pelajar, lansia, difabel, ASN, TNI, dan Polri—akan tetap mendapatkan layanan gratis. Selain itu, Pemprov juga berkomitmen untuk terus meningkatkan fasilitas dan keamanan armada guna memberikan kenyamanan lebih bagi penumpang.

Di sisi lain, mantan Kepala Otoritas Ibu Kota Nusantara, Bambang Susantono, berpendapat bahwa masalah utama bukan pada tarif Transjakarta itu sendiri, melainkan pada mahalnya biaya transportasi untuk mencapai halte (first and last mile).

"Tulang punggungnya (Transjakarta) terjangkau, tetapi menuju ke sananya susah dan mahal. Itu sebabnya survei memperlihatkan bahkan di Jabodetabek, 30 persen gaji bisa habis untuk bayar transportasi," kata Bambang. (Antara)

Load More