News / Nasional
Rabu, 05 November 2025 | 11:37 WIB
Presiden Prabowo Subianto merespons masalah terkait utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/11/2025). [Suara.com/Novian]
Baca 10 detik
  • Presiden Prabowo Subianto secara personal mengambil alih tanggung jawab pembayaran utang Kereta Cepat Whoosh sebesar Rp1,2 triliun per tahun, meminta semua polemik dihentikan
  • Pemerintah membenarkan beban utang dengan argumen manfaat jangka panjang yang lebih besar, seperti pengurangan macet, polusi, dan penguasaan alih teknologi dari China
  • Dana untuk membayar utang dipastikan tersedia dan akan bersumber dari efisiensi anggaran serta uang hasil pemberantasan korupsi

5. Sumber Dana dari Efisiensi dan Uang Koruptor

Menjawab keraguan publik mengenai sumber dana untuk membayar utang, Prabowo dengan yakin menyatakan bahwa uangnya tersedia. Ia mengklaim dana tersebut akan berasal dari efisiensi anggaran dan hasil sitaan aset para koruptor.

"Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi [setelah diambil negara] saya hemat. Nggak saya kasih kesempatan," tegas Prabowo.

6. Perintah Tegas: Jangan Dipolitisasi!

Prabowo meminta agar proyek kereta cepat ini tidak ditarik ke ranah politik. Ia menduga ada pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin menciptakan kecemasan di tengah masyarakat terkait beban utang tersebut. Dengan mengambil alih tanggung jawab, ia berharap polemik ini segera berakhir.

7. Komitmen pada Transportasi Publik

Sikap tegas Prabowo soal utang Whoosh sejalan dengan komitmennya untuk memajukan transportasi publik. Pada saat yang sama, ia menyetujui anggaran sebesar Rp5 triliun untuk pengadaan 30 rangkaian KRL baru guna meningkatkan pelayanan bagi masyarakat Jabodetabek, bahkan memberikan tenggat waktu realisasi hanya satu tahun.

Load More