News / Metropolitan
Rabu, 05 November 2025 | 11:39 WIB
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu
Baca 10 detik
  • Dua perempuan yang menjadi tersangka kasus penganiayaan terhadap korban FD di Sulsel dijatuhi hukuman ringan.
  • Tersangka AR dan SI hanya menerima hukuman sosial, membersihkan balai desa dan posyandu
  • Hukuman ringan itu diterapkan setelah korban dan dua tersangka sepakat untuk berdamai. 

Suara.com - Dua perempuan inisial AR (41) dan SI (39), tersangka kasus penganiayaan terhadap FP (39), perempuan di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) dijatuhi hukuman ringan. Dalam kasus ini, keduanya hanya menerima hukuman sosial, yakni membersihkan Balai Desa Tabarano dan Posyandu Lansia Permata di Tabarano.

Hukuman sosial yang dijatuhkan kepada dua perempuan yang menjadi tersangka kasus penganiayaan diungkapkan oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel Didik Farkhan Alisyahdi. Hukuman itu diterapkan setelah kedua tersangka dan korban sepakat untuk berdamai.

"Dengan adanya perdamaian diharapkan bisa memulihkan keadaan jadi seperti semula. Kasus ini telah memenuhi ketentuan Perja 15, atas nama pimpinan, kami menyetujui permohonan RJ (restoratif justice) yang diajukan," ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (5/11/2025).

Pengajuan RJ pada kasus tersebut kepada dua tersangka diajukan Kepala Kejari Luwu Timur Berthy Oktavianes Zakarias Huliselan, didampingi Kasi Pidum, Jaksa fasilitator dan jajaran dalam ekspose kasus melalui video virtual.  

Usulan penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif untuk perkara tindak pidana penganiayaan melanggar pasal 351 ayat (1) KUHP Jo. pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP. 

Berdasarkan pertimbangan dan alasannya, yaitu tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana, bukan residivis, dibuktikan dengan hasil penelusuran SIPP di empat Pengadilan Negeri wilayah Luwu Raya.

Ancaman pidana tidak lebih dari 5 tahun, pihak korban memberikan ruang permintaan maaf kepada kedua tersangka, dan dimaafkan dituangkan dalam surat kesepakatan damai di hadapan pihak berwenang. Aparat desa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama memberikan respon positif atas upaya RJ.  

Kajati akhirnya menyetujui permohonan RJ ini setelah mempertimbangkan syarat dan keadaan yang diatur dalam Peraturan Kejaksaan (Perja) RI nomor 15 tahun 2020 tentang Keadilan Restoratif.

Setelah proses RJ disetujui, Kajati Sulsel meminta jajaran Kejari Luwu Timur untuk segera menyelesaikan seluruh administrasi perkara dan kedua tersangka segera dibebaskan. 

Baca Juga: Nasib Diumumkan KPK Hari Ini, Gubernur Riau Wahid Bakal Tersangka usai Kena OTT?

"Saya berharap penyelesaian perkara zero transaksional (tidak ada transaksi) untuk menjaga kepercayaan pimpinan dan publik," tandasnya.

Kasus penganiayaan itu terjadi Selasa, 25 Maret 2025. Tersangka AR mendatangi korban dalam keadaan emosi setelah menerima pesan WhatsApp yang menyebutnya 'orang bodoh'. Tersangka mencekik leher korban FP dan mendorongnya hingga tersandar ke tembok. 

Belakangan, tersangka SI datang dan berdebat dengan korban terkait masalah utang. Dalam keadaan emosi, tersangka SI mengayunkan tangannya hingga kuku jari melukai pipi korban sepanjang 10 centimeter, serta luka tertutup pada bagian pipi kanan di dekat hidung. 

Load More