- Rina juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar budaya sadar risiko benar-benar dapat diimplementasikan secara efektif.
- Penerapan manajemen risiko telah menjadi arah baru dalam tata kelola pembangunan nasional.
- Tahun depan Bappenas akan fokus membimbing sekitar 20 proyek prioritas lintas sektor.
Suara.com - Penerapan budaya sadar risiko atau risk awareness culture dinilai menjadi fondasi penting dalam membangun sistem pembangunan nasional yang adaptif, efisien, dan berdaya tahan di tengah ketidakpastian global.
Diskusi ini membuka sesi dengan menegaskan bahwa kesadaran risiko kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendasar dalam setiap kebijakan pembangunan.
“Dalam situasi dinamis dan penuh tantangan seperti saat ini, membangun kesadaran risiko bukan jadi pilihan, tetapi memang harus jadi kebutuhan mendasar,” ujar Rina Nurjanah dari Tirto.id serta moderator dalam diskusi bertajuk “Sadar Risiko dalam Perspektif Inovasi dan Pembangunan”, Rabu (5/10/2025).
“Sebab setiap kebijakan dan langkah pembangunan memiliki potensi risiko yang perlu diidentifikasi, diantisipasi, dan dikelola dengan baik,” tambahnya.
Rina juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar budaya sadar risiko benar-benar dapat diimplementasikan secara efektif.
“Budaya sadar risiko tidak bisa berdiri sendiri. Ia menuntut kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat sipil, dan termasuk media,” tuturnya.
Salah satu narasumber utama, Direktur Sistem dan Manajemen Risiko di Kementerian PPN/Bappenas Prakosa Graha Yudhiandono, menjelaskan bahwa penerapan manajemen risiko telah menjadi arah baru dalam tata kelola pembangunan nasional.
Menurutnya, dengan terbitnya Perpres Nomor 39 Tahun 2023 tentang Manajemen Risiko Pembangunan Nasional (MRPN), setiap lembaga pemerintah kini wajib mengintegrasikan prinsip manajemen risiko ke dalam proses perencanaan dan evaluasi pembangunan.
“Dengan hadirnya regulasi terkait manajemen risiko pembangunan nasional, mau tidak mau, suka tidak suka, fungsi penerapan risiko harus diembed dalam setiap proses perencanaan,” jelas Graha.
Baca Juga: Riset Lintas Negara UPNVJ-Rumah Hamka Malaysia: Menelusuri Jejak Bahasa Diaspora Indonesia
Ia mengakui bahwa penerapan MRPN ini masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama karena banyak kementerian dan lembaga (KL) yang belum terbiasa dengan pendekatan berbasis risiko.
“Di banyak kementerian dan lembaga, budaya risiko ini masih menjadi hal baru. Karena itu, tahun 2025 kami minta agar setiap lembaga mulai memasukkan unsur risiko ke dalam dokumen perencanaannya,” terangnya.
Graha menambahkan, tahun depan Bappenas akan fokus membimbing sekitar 20 proyek prioritas lintas sektor, seperti ketahanan pangan, koperasi desa, dan pengembangan pariwisata.
“Untuk tahap awal, 2025 ini kami kawal 20 proyek dulu. Kalau langsung full scale, semua sektor bisa ‘kedandapan’. Jadi kami mulai bertahap, memastikan semua berada di halaman yang sama,” ujarnya.
Dalam paparannya, Graha juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan badan usaha milik negara (BUMN) agar penerapan manajemen risiko bisa berjalan optimal.
Sebagai contoh, ia menyebut proyek prioritas pariwisata di Labuan Bajo sebagai bentuk integrasi lintas sektor yang berhasil.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Mobil Listrik Kuat Nanjak, Tangguh dengan Harga Mulai 200 Jutaan
-
Selaras Pembangunan Nasional, NHM Revitalisasi Akses Air Bersih Warga Desa Kusu Lovra
-
Bappenas Soroti Urbanisasi Indonesia: Kota Tumbuh Tak Terkendali, Produktivitas Rendah
-
Genjot Ekonomi Inklusif, BPD Bisa Jadi Motor Pengentasan Kemiskinan
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Adies Kadir Lolos Sanksi Etik MKD Dinilai Kabar Baik, Golkar: Konstituen di Dapil Pasti Ikut Senang
-
Bobby Nasution Apresiasi Kafilah Sumut Raih Peringkat Tujuh Nasional STQH di Kendari
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Demo Buruh di DPR! Polda Metro Jaya Akan Pastikan Tertib
-
Gak Punya Otak! ASN di Pasuruan Berkali-kali Cabuli Keponakan, Modusnya Begini
-
Hasil 'Jatah Preman' Rp2,25 M, Gubernur Riau Palak Anak Buah buat Pelesiran ke London hingga Brasil
-
Hari Ini Bergerak Geruduk DPR, Demo Buruh KASBI Bakal Dijaga Ketat 1.464 Aparat
-
5 Fakta PNS Probolinggo Memperkosa Keponakan Hingga Korban Depresi
-
Inovasi AI yang Mendorong Kualitas Riset dan Akademik Indonesia
-
Terseret Kasus Ekspor CPO, Dua Raksasa Sawit Bayar Uang Pengganti Triliunan dengan Cara Dicicil!
-
MBG ala Jusuf Hamka, Makan Gratis yang Bikin Anak-Anak SD Tambora Senyum Ceria