- Mantan Ketua KPK Antasari Azhar meninggal dunia pada Sabtu (8/11/2025) di kediamannya, sesuai dengan permintaan terakhir yang ia sampaikan kepada keluarga
- Perjalanan kariernya mencakup posisi strategis sebagai jaksa yang menangani kasus Tommy Soeharto dan Ketua KPK yang dikenal dengan gebrakan beraninya
- Kariernya terhenti setelah divonis 18 tahun penjara atas kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnain, sebelum akhirnya menerima grasi dari Presiden Jokowi dan bebas pada 2017
Suara.com - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar, salah satu figur paling berpengaruh sekaligus kontroversial dalam sejarah penegakan hukum Indonesia, meninggal dunia pada Sabtu (8/11/2025). Ia mengembuskan napas terakhir di kediamannya, sebuah akhir yang tenang setelah perjalanan hidup yang penuh gejolak, sesuai dengan permintaan terakhirnya.
Keinginan sederhana itu menjadi kenangan mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. “Dia pengen meninggal di rumah. Bilang, ‘Saya pengen meninggal di rumah’. Dia pengen pulang, katanya,” ungkap menantunya, Ardiansyah, saat ditemui di Masjid Asy-Syarif, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, pada Sabtu (8/11/2025) sore.
Antasari wafat setelah sempat dirawat di rumah sakit. Kondisinya sempat dinyatakan membaik dan diizinkan pulang. Namun, takdir berkata lain. Tak lama setelah tiba di rumah, kondisinya menurun drastis. “Beliau sempat kena virus, tapi enggak tahu itu covid atau bukan,” tambah Ardiansyah.
Jenazahnya dishalatkan di Masjid Asy-Syarif, dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan sejumlah tokoh penting, termasuk sahabat lamanya, Ketua Komisi Percepatan Reformasi Polri Jimly Asshiddiqie. Isak tangis mengiringi keberangkatan jenazah ke San Diego Hills Memorial Park, Karawang, untuk dimakamkan.
Boyamin Saiman, kuasa hukum sekaligus sahabat karibnya, memohon doa dari masyarakat. “Mohon doa dan dimaafkan kesalahannya. Semoga beliau mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya di akhirat,” ucap Boyamin.
Jejak Aktivis dan Jaksa Berani
Lahir di Pangkal Pinang pada 18 Maret 1953, Antasari Azhar adalah anak keempat dari 15 bersaudara. Jiwa aktivisnya sudah terbentuk sejak mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, di mana ia aktif sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan dikenal sebagai demonstran yang vokal pada era 1978.
Meskipun awalnya bercita-cita menjadi diplomat, jalan hidup membawanya ke korps Adhyaksa. Kariernya sebagai jaksa dimulai pada 1985 dan terus menanjak. Namanya meroket saat menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, ketika ia dengan berani menangani kasus besar yang melibatkan Tommy Soeharto. Ketegasannya inilah yang mengantarkannya ke puncak karier.
Puncak Kuasa di KPK dan Badai Hukum
Baca Juga: 'Saya Ingin Pulang', Permintaan Terakhir Antasari Azhar Sebelum Hembuskan Napas Terakhir
Pada 18 Desember 2007, Antasari terpilih menjadi Ketua KPK. Di bawah kepemimpinannya, lembaga antirasuah itu membuat gebrakan-gebrakan besar yang menyasar pejabat-pejabat tinggi negara, menjadikannya figur yang disegani sekaligus ditakuti.
Namun, masa jabatannya terhenti secara tragis. Pada 2009, Antasari ditetapkan sebagai terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Nasrudin Zulkarnain. Ia divonis 18 tahun penjara, sebuah putusan yang terus ia lawan dan tegaskan bukan perbuatannya.
Setelah menjalani dua pertiga masa hukuman, Antasari Azhar yang tak pernah berhenti mencari keadilan akhirnya mendapatkan grasi dari Presiden Joko Widodo. Ia bebas bersyarat pada 10 November 2016 dan bebas murni pada 2017, menutup babak kelam dalam hidupnya.
Berita Terkait
-
'Saya Ingin Pulang', Permintaan Terakhir Antasari Azhar Sebelum Hembuskan Napas Terakhir
-
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Tutup Usia pada 72 Tahun
-
Mengenang Antasari Azhar: Dari Jaksa Tegas hingga Ketua KPK di Era SBY yang Kontroversial
-
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Pimpinan KPK Melayat
-
Kabar Duka, Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
7 Fakta Bupati Ponorogo Kena OTT KPK: Uang Suap Jabatan Mencapai Miliar Rupiah
-
Sikap Ksatria Said Abdullah: Kader PDIP Kena OTT KPK, Langsung Minta Maaf ke Rakyat
-
AS Shutdown, Trump Mau Ganti Subsidi ObamaCare dengan BLT Ratusan Miliar Dolar
-
Maling Motor Penembak Mati Hansip di Cakung Diringkus Saat Kabur ke Lampung, Senpi Dilacak
-
Detik-detik Hansip di Cakung Tewas Ditembak Maling Motor Usai Tabrak Pelaku, 5 Saksi Diperiksa
-
Sekda Ponorogo 12 Tahun Menjabat, KPK Bongkar 'Jimat' Jabatannya: Setor ke Bupati?
-
'Saya Ingin Pulang', Permintaan Terakhir Antasari Azhar Sebelum Hembuskan Napas Terakhir
-
Avanza Hitam Hilang Kendali Tabrak Tenda Maulid di Kembangan Jakbar, Dua Orang Dirawat
-
Pasca Ledakan, Menteri PPPA Pastikan SMAN 72 Jakarta Aman: Senin Mulai Sekolah!
-
Mensos Sambut Positif Wacana Mantan Presiden Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional: Ambil yang Baik-Baik!