- Dewan GTK menyeleksi 40 calon Pahlawan Nasional, termasuk Soeharto, Gus Dur, Marsinah, dan Kholil.
- Proses seleksi berjenjang ini merupakan operasi moral negara sebelum keputusan akhir Presiden Prabowo.
- Gus Ipul menegaskan semua calon telah memenuhi syarat objektif meski muncul perdebatan publik.
Suara.com - Proses seleksi calon Pahlawan Nasional 2025 kini berada dalam tahap akhir di Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) yang diketuai Menteri Kebudayaan (Menkebud) Fadli Zon.
Tahapan ini menjadi bagian dari 'seleksi nasional' yang menentukan siapa saja sosok yang layak memperoleh pengakuan tertinggi dari negara.
Sebelum sampai ke Dewan GTK, ada 40 nama calon yang telah melalui proses verifikasi berlapis oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) bentukan Kementerian Sosial.
Mereka disaring dari ratusan tokoh daerah dengan rekam jejak historis, kontribusi sosial, dan pengaruh ideologis terhadap bangsa.
Dari nama-nama yang lolos tahap akhir, muncul figur besar yang menvuri perhatian public, yakni Presiden RI ke-2 Soeharto, Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ulama Syaikona Kholil Bangkalan, serta aktivis buruh Marsinah.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa pemerintah akan segera mengumumkan daftar penerima gelar Pahlawan Nasional 2025.
"Menyangkut gelar pahlawan, tentu pada saatnya akan diumumkan," kata Gus Ipul kepada wartawan di Jakarta, Minggu (9/11/2025).
Masih menurut Gus Ipul, seluruh proses seleksi telah diselesaikan secara berjenjang dan objektif.
Tahap akhir penentu akan ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto setelah menerima rekomendasi resmi dari Dewan GTK.
Baca Juga: Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional
"Semua proses telah dilalui. Berjenjang mulai dari bawah sampai ke atas. Siapapun nanti yang dibutuhkan oleh presiden. Semuanya telah dinyatakan memenuhi syarat," ujarnya.
Menanggapi gelombang opini publik terkait pencalonan Soeharto, Gus Ipul menegaskan bahwa keputusan final akan tetap berbasis pada kriteria objektif.
Pemerintah, ujarnya, menilai bukan dari sudut pandang politik, tetapi dari kontribusi historis dan nilai perjuangan.
"Presiden Soeharto memenuhi syarat. Presiden Abdurrahman Wahid memenuhi syarat. Pejuang buruh Marsinah memenuhi syarat. Syaikona Kholil Bangkalan juga memenuhi syarat dan banyak lagi ya pejuang-pejuang, pahlawan-pahlawan yang diusulkan dari berbagai provinsi. Itu banyak sekali. Nanti kita tinggal tunggu siapa yang akan mendapatkan gelar pahlawan tahun ini," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional