-
Pemimpin sejati harus berperan sebagai pendidik yang mampu memberikan teladan bagi masyarakat.
-
Banyak pendiri bangsa Indonesia yang memiliki latar belakang sebagai seorang guru atau pendidik.
-
Indonesia butuh pemimpin berkarakter guru yang sabar dan menumbuhkan potensi sumber daya manusia.
Suara.com - Rektor Universitas Harkat Negeri, Sudirman Said, menegaskan bahwa pemimpin sejati tidak hanya berfungsi sebagai pengambil keputusan, tetapi juga harus berperan sebagai pendidik yang mampu menumbuhkan potensi masyarakat melalui keteladanan.
“Pendidik adalah pemimpin, dan alangkah hebatnya bila para pemimpin Indonesia juga berperilaku sebagai pendidik,” kata Sudirman Said dalam forum EDUPSY Series 1.0 di Universitas Harkat Negeri, Rabu (12/11/2025).
Menurutnya, kepemimpinan sejati tidak bertumpu pada kekuasaan, melainkan pada kepercayaan dan pengaruh yang lahir dari teladan.
“Pemimpin sejati diikuti bukan karena posisi, tetapi karena teladan dan inspirasi,” ujarnya.
Sudirman mengingatkan bahwa banyak pendiri bangsa Indonesia yang memiliki latar belakang sebagai seorang guru atau pendidik, mulai dari Ki Hajar Dewantara, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari, Tan Malaka, R.A. Kartini, hingga Jenderal Soedirman.
“Indonesia lahir dari ruang pendidikan yang membentuk kesadaran kolektif. Para pendiri Republik tidak hanya memimpin di depan, tapi juga membimbing di tengah dan mendorong dari belakang,” ungkapnya.
Mengutip riset James Kouzes dan Barry Posner, Sudirman menyebut kepemimpinan bukanlah bakat bawaan, melainkan kemampuan yang bisa diasah. Ia menyoroti lima praktik kepemimpinan efektif: memberi teladan, menginspirasi visi bersama, berani keluar dari zona nyaman, memberdayakan orang lain, dan menyemangati hati mereka yang dipimpin.
Ia juga menekankan pentingnya nilai-nilai kepemimpinan intrinsik yang bersandar pada integritas dan tanggung jawab. Ia mencontohkan Jenderal Soedirman, yang diangkat menjadi panglima tertinggi pada usia 29 tahun karena keteladanannya, bukan karena pangkatnya.
“Kekuatan sejati seorang pemimpin terletak pada kepribadiannya, bukan pangkatnya,” kata Sudirman.
Baca Juga: PDIP Sindir Pemimpin Fasis dan Zalim Lewat Tokoh Wayang Prabu Boko, Siapa Dimaksud?
Bagi Sudirman, perguruan tinggi harus melahirkan pemimpin yang berempati dan bertanggung jawab sosial, bukan sekadar tenaga kerja.
“Bangsa ini butuh lebih banyak pemimpin berkarakter guru: sabar, reflektif, dan percaya bahwa perubahan sejati ditempuh melalui proses menumbuhkan manusia, bukan menundukkan manusia,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
KSAD Bongkar Ada Upaya Sabotase, Lepas Baut Jembatan Bailey di Wilayah Bencana
-
Lebih Rendah dari Bekasi dan Karawang, Buruh Desak Pramono Anung Revisi UMP Jakarta
-
Panglima TNI Respons Pengibaran Bendera GAM: Jangan Ganggu Pemulihan Bencana
-
Said Iqbal Protes Polisi Blokade Aksi Buruh ke Istana, Singgung Cara Militeristik
-
Setuju Bantuan Asing Masuk, Hasto: Kemanusiaan Bersifat Universal
-
Rakernas PDIP Januari 2026, Hasto: Lingkungan dan Moratorium Hutan Akan Dibahas
-
Kasus Izin Tambang Nikel Konawe Utara Dihentikan, Ini Penjelasan KPK
-
John Kenedy Apresiasi Normalisasi Sungai di Wilayah Bencana, Pemulihan Bisa Lebih Cepat
-
Presiden Buruh: Tidak Masuk Akal Jika Biaya Hidup di Jakarta Lebih Rendah dari Kabupaten Bekasi
-
Kronologi dan 6 Fakta Tenggelamnya Kapal KM Putri Sakinah di Labuan Bajo yang Menjadi Sorotan Dunia