- Dadan mengakui, jumlah itu melampaui batas maksimal yang telah ditetapkan BGN.
- BGN telah menetapkan aturan keras terkait batas pengelolaan SPPG oleh yayasan.
- Dadan menyebut pihaknya baru mengetahui kondisi tersebut setelah program berjalan.
Suara.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, angkat bicara soal temuan anak legislator di Sulawesi Selatan bernama Yasika Aulia Ramadhani yang mengelola hingga 41 Sentra Penyediaan Pangan Bergizi (SPPG).
Dadan mengakui, jumlah itu melampaui batas maksimal yang telah ditetapkan BGN.
Dadan menjelaskan, proses pendaftaran mitra SPPG sepenuhnya dilakukan melalui portal resmi BGN. Karena itu, pihaknya tidak bisa mengetahui identitas pendaftar, termasuk apakah mereka memiliki hubungan dengan pejabat maupun anggota DPRD.
"Pendaftaran menjadi mitra badan gizi membentuk SPPG hanya dilakukan melalui portal mitra. Mitra.bgn.go.id. Kami tidak pernah tahu siapa yang mendaftar. Karena kami basisnya ada profesionalisme, kelengkapan dan juga kesanggupan," ujar Dadan di Jakarta Pusat, Senin (17/11/2025).
Ia menyebut BGN telah menetapkan aturan keras terkait batas pengelolaan SPPG oleh yayasan.
Dalam regulasi itu, satu yayasan hanya boleh mengelola maksimal 10 SPPG dalam satu provinsi. Bila lintas provinsi, batasnya lebih kecil, yakni 5 unit.
"Badan gizi sudah menetapkan 1 yayasan hanya boleh mengelola 10 untuk di provinsi yang sama. Kalau dia provinsi hanya 5. Jadi itu sudah dipastikan, kecuali yayasan-yayasan yang berafiliasi dengan institusi," kata Dadan.
Namun, meski ada laporan bahwa satu orang dapat mengendalikan empat yayasan sekaligus hingga mengelola 41 SPPG, Dadan menyebut pihaknya baru mengetahui kondisi tersebut setelah program berjalan.
Di sisi lain, ia justru menyebut para pengelola SPPG—termasuk pihak yang melanggar batas jumlah—sebagai pihak yang berjasa bagi percepatan program pangan bergizi nasional.
Baca Juga: Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Kembali Terjadi, BGN Janji Benahi Sistem Pengawasan
"Mereka yang membangun SPPG, siapapun itu, itu adalah pahlawan merah putih kita. Adalah pejuang merah putih kita yang mempercepat penyediaan sarana-prasarana di dalam mempercepat implementasi hak anak Indonesia di dalam mendapatkan makanan bergizi," tuturnya.
Dadan menilai pembangunan SPPG melalui kemitraan jauh lebih cepat dibanding jika mengandalkan anggaran pemerintah. Ia menyebut saat ini sudah ada 15.267 SPPG, seluruhnya hasil kolaborasi kemitraan.
"Karena dengan uang pemerintah, pembangunan berjalan lambat. Sekarang sudah ada 15.267. 100 persen kemitraan dan mereka yang mampu membangun. Oleh sebab itu saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak," katanya.
Saat ditanya mengenai tindak lanjut terkait temuan pengelolaan 41 SPPG oleh satu pihak, Dadan menegaskan BGN tidak akan memberikan sanksi.
"Tidak ada (sanksi), kami hargain mereka. Mereka itu adalah pejuang merah putih kita," pungkas dia.
Berita Terkait
-
Kepala BGN Ungkap Rahasia di Balik Insentif Rp6 Juta per Hari untuk Dapur MBG
-
Luncurkan Kampanye Makan Bergizi Hak Anak Indonesia, BGN: Akses Gizi Bukan Bantuan
-
Insentif Dapur Makan Bergizi Gratis Rp6 Juta per Hari Bukan Anggaran Baru, Ini Penjelasan BGN
-
Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Kembali Terjadi, BGN Janji Benahi Sistem Pengawasan
-
Kepala BGN Kena 'Sentil' Komisi IX DPR Soal Proses Pengajuan Tambahan Anggaran ke Kemenkeu
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Guru Sempat Cium Bau Bangkai di Menu Ayam, BGN Tutup Sementara SPPG di Bogor
-
KPK Akui Belum Endus Keterlibatan Bobby Nasution dalam Kasus Korupsi Pengadaan Jalan Sumut
-
Luncurkan Kampanye Makan Bergizi Hak Anak Indonesia, BGN: Akses Gizi Bukan Bantuan
-
Bertemu di Istana, Ini yang Dibas Presiden Prabowo dan Dasco
-
Poin Pembahasan Penting Prabowo-Dasco di Istana, 4 Program Strategis Dikebut Demi Rakyat
-
Dituduh Punya Ijazah Doktor Palsu, Arsul Sani Tak akan Lapor Balik: Kalau MK kan Nggak Bisa
-
Viral Usul Ganti Ahli Gizi dengan Lulusan SMA, Ini Klarifikasi Lengkap Wakil Ketua DPR Cucun
-
Heboh Sebut Ahli Gizi Tak Penting, Wakil Ketua DPR Cucun Minta Maaf, Langsung Gelar Rapat Penting
-
Minta Pramono Naikkan Upah Jadi Rp6 Juta, Buruh Sesalkan UMP DKI Kalah dari Bekasi-Karawang
-
Tiap Meter Persegi di Jabodetabek Tercemar 4 Puntung Rokok, Perusahaan Ini Juaranya