- Kapolri Listyo Sigit Prabowo memulai penyelidikan atas ribuan kayu gelondongan terbawa banjir di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
- FPIR mengapresiasi langkah Kapolri sebagai respons cepat mengusut akar masalah ekologis di wilayah hulu bencana.
- Selain penegakan hukum, Polri juga memberikan bantuan kemanusiaan humanis seperti evakuasi dan trauma healing bagi korban.
Suara.com - Di tengah duka bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, fenomena munculnya ribuan kayu gelondongan yang terbawa arus menjadi sorotan tajam.
Langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk membuka penyelidikan atas asal-usul kayu tersebut menuai apresiasi, salah satunya dari Ketua Umum Front Pemuda Indonesia Raya (FPIR), Fauzan Ohorella.
Fauzan menilai, inisiatif Kapolri adalah respons cepat dan sadar yang menunjukkan bahwa negara hadir tidak hanya untuk membantu korban, tetapi juga untuk mengusut akar masalah ekologis di baliknya.
Menurutnya, mustahil air bah turun bersamaan dengan ribuan batang kayu jika tidak ada masalah serius di kawasan hulu.
Fenomena ini, lanjutnya, harus menjadi momentum untuk menata kembali ruang hutan yang berfungsi sebagai benteng pertahanan ekologis bangsa.
"Respons sigap Kapolri Listyo dengan membuka penyelidikan terhadap gelondongan kayu adalah wujud nyata Presisi Polri. Merespon secara sadar dan sigap dengan melibatkan pemerintah, Kementerian Kehutanan, KLH, BNPB, dan stakeholder daerah," ujarnya, Kamis (4/12/2025).
'Sunyi Dalam Gerak' dan Sentuhan Humanis Polri
Selain langkah penegakan hukum, FPIR juga menyoroti aksi humanis Polri di lapangan. Di saat warga di Tapanuli Tengah, Sibolga, hingga Meureudu, Aceh, diliputi kepanikan, kehadiran anggota Polri dinilai menjadi penyemangat.
Polri disebut bergerak dalam sunyi memberikan bantuan, mulai dari evakuasi warga, distribusi logistik, membangun tenda darurat, hingga memberikan layanan trauma healing yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak terdampak bencana.
Baca Juga: Anggota Komisi IV Bela Raja Juli, Sebut Menhut Cuma Kebagian 'Cuci Piring' Soal Kerusakan Hutan
Aksi ganda ini—penegakan hukum di satu sisi dan bantuan kemanusiaan di sisi lain—dianggap sebagai implementasi utuh dari semangat Presisi Polri yang digagas Jenderal Listyo Sigit.
Fauzan Ohorella menegaskan bahwa arus kayu gelondongan ini adalah "bahasa alam" yang harus diterjemahkan sebagai pesan mendesak bagi Indonesia, khususnya bagi pemerintahan baru di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Tanah longsor dan pohon tumbang yang masif menjadi indikasi bahwa daya dukung lingkungan telah terlampaui, kemungkinan besar akibat aktivitas penebangan yang tidak bertanggung jawab.
Ia berharap temuan dari penyelidikan Polri dapat menjadi landasan bagi kebijakan yang lebih berpihak pada kelestarian lingkungan di era mendatang.
"Ini adalah babak baru bagi Presiden Prabowo dalam menata kembali kebijakan yang berpihak penuh pada ekologi dan alam Indonesia Raya, juga Membenahi kembali ruang hutan melalui Presisi Kapolri, demi masa depan generasi," tambahnya.
Harapan ini sejalan dengan aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya kebijakan konkret dan solutif untuk mencegah bencana serupa terulang. Peristiwa banjir ini dianggap sebagai gambaran nyata tantangan lingkungan yang harus dihadapi oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.
Berita Terkait
-
Anggota Komisi IV Bela Raja Juli, Sebut Menhut Cuma Kebagian 'Cuci Piring' Soal Kerusakan Hutan
-
Menhut Raja Juli Soal Sentilan 'Tobat Nasuha' Banjir Sumatra: Gus Imin Sudah Minta Maaf Via WA
-
Bahlil Minta Cak Imin Taubat Nasuha Juga, Tegaskan Evaluasi Menteri Hanya Hak Presiden
-
Mendagri Tito Minta Daerah Bersolidaritas untuk Bencana Sumatra: Waktunya Kepala Daerah Saling Bantu
-
Bahas Bencana Banjir Sumatera, Menhut Raja Juli Antoni Dipanggil DPR
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara
-
Mendagri Minta PKK Papua Pegunungan Pastikan Program Tepat Sasaran