News / Nasional
Senin, 08 Desember 2025 | 12:44 WIB
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI, Senin (8/12/2025). [Bidik layar/Bagaskara]
Baca 10 detik
  • Jaringan telekomunikasi di Sumut dan Sumbar pulih lebih dari 95 persen.
  • Pemulihan di Aceh masih terkendala, 60% infrastruktur masih belum berfungsi.
  • Pemerintah kerahkan satelit SATRIA-1 dan Starlink untuk atasi isolasi komunikasi.

Suara.com - Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, memaparkan perkembangan terbaru pemulihan infrastruktur telekomunikasi pascabencana di Sumatra. Dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI, Senin (8/12/2025), ia menyatakan pemulihan di Sumatra Utara dan Sumatra Barat telah mencapai lebih dari 95 persen, namun Aceh masih menjadi tantangan utama.

"Saat ini, di Sumatra Utara 95 persen sudah pulih, dan di Sumatra Barat sekitar 97 persen sudah pulih. Namun, kita masih punya PR besar di Aceh," kata Meutya.

Menurutnya, sekitar 60,72 persen infrastruktur telekomunikasi di Aceh masih terdampak. Kendala utamanya adalah belum pulihnya pasokan listrik.

"Insyaallah jika listrik sudah masuk, angka pemulihan di Aceh bisa naik sampai 75 persen," jelasnya.

Selain infrastruktur seluler, jaringan internet dari BAKTI juga terdampak. Dari 602 lokasi BTS yang rusak, 413 di antaranya telah berhasil dipulihkan, dengan sisa kendala terbanyak berada di wilayah Aceh.

Kerahkan Teknologi Satelit untuk Atasi Keterisolasian

Untuk mengatasi kendala jaringan di area yang belum pulih, Kemkomdigi mengambil langkah taktis dengan mengerahkan teknologi satelit. Meutya melaporkan bahwa akses internet dari satelit pemerintah, SATRIA-1, telah diaktifkan di 17 titik.

Selain itu, Kemkomdigi juga mengerahkan perangkat internet berbasis satelit orbit rendah, Starlink, di 91 titik. Penempatan perangkat ini dilakukan berdasarkan usulan dari masyarakat, BNPB, Pemda, serta anggota Komisi I DPR yang daerah pemilihannya terdampak.

Dalam kesempatan tersebut, Meutya juga memberikan apresiasi kepada tim pemulihan di lapangan yang bekerja maksimal, meskipun banyak dari mereka yang turut menjadi korban bencana.

Baca Juga: Utang KUR Petani Korban Bencana Sumatra Dihapus, DPR Nilai Masih Belum Cukup

Load More