News / Nasional
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:58 WIB
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) jinak yang ditunggangi mahout bersama petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan personel Polri membersihkan puing kayu yang menutupi jalan dan permukiman warga akibat bencana alam di Desa Meunasah Bie, Pidie Jaya, Aceh, Senin (8/12/2025). [ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nz]
Baca 10 detik
  • Ratusan gelondongan kayu legal bertanda SVLK terdampar di Pantai Tanjung Setia pada Selasa (9/12) dari kapal tongkang yang kandas.
  • Kayu tersebut merupakan muatan PT Bintang Ronmas Jakarta yang seharusnya diangkut dari Sumatera Barat menuju Jawa.
  • PT Minas Pagai Lumber, pemilik kayu, adalah pemain lama dengan izin konsesi besar di Kepulauan Mentawai sejak 1976.

Nama perusahaan ini juga sempat muncul dalam sebuah liputan mendalam yang menginvestigasi penyebab banjir, yang dilakukan oleh Roehana Project pada 25 November 2025 lalu.

Dalam laporan bertajuk "Warga Pagai Terjebak Dampak Ekologis Eksploitasi Hutan di Mentawai", jejak operasional perusahaan ini turut disorot.

Dalam catatan Roehana, "PT MPL pernah mengalami dua kali perubahan kepemilikan dan pengurus perusahaan berdasarkan Akta Notaris 18 Oktober 2006 dan Akta Notaris tanggal 27 Agustus 2009."

Menariknya, jejak kepemilikan perusahaan ini juga bersinggungan dengan lingkaran Cendana. Pada tahun 1997, sebanyak 60 persen atau mayoritas saham PT MPL dimiliki oleh Titik Soeharto.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada informasi terbuka untuk mengetahui siapa saja pemilik saham terbaru di PT MPL, meninggalkan tabir misteri di balik raksasa penguasa hutan Mentawai yang kayunya kini terdampar ratusan kilometer jauhnya.

Load More