News / Nasional
Selasa, 16 Desember 2025 | 12:30 WIB
Ilustrasi - WNA China diduga serang TNI di kawasan tambang Ketapang, Kalimantan Barat. [Suara.com/Ilustrasi ChatGPT/Muhammad Yunus]
Baca 10 detik
  • MABT Ketapang menolak tegas aksi anarkis dan kekerasan yang terjadi baru-baru ini melibatkan aparat keamanan setempat.
  • Ketua MABT, Susilo Aheng, mendesak penegakan hukum yang profesional untuk menyelesaikan persoalan secara adil dan transparan.
  • MABT mengimbau masyarakat tidak mengaitkan insiden tersebut secara keliru dengan komunitas Tionghoa lokal secara umum.

“Belum ada laporan resmi. Namun, situasi saat ini sudah kondusif,” ujar Made Adyana. Polisi telah mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan pendalaman awal, sementara pihak perusahaan masih berkoordinasi dengan tim kuasa hukum terkait langkah hukum selanjutnya.

Di tengah situasi tersebut, Ketua Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kabupaten Ketapang, Susilo Aheng, menyatakan sikap tegas menolak segala bentuk aksi anarkis.

Ia menilai, kekerasan dalam bentuk apa pun, terlebih yang menyasar aparat keamanan hingga melibatkan anggota TNI, tidak dapat dibenarkan.

“Kami menolak segala bentuk anarkisme. Sampai aparat TNI saja diserang, ini sudah menyangkut harga diri bangsa kita,” tegas Aheng, Senin (15/12/2025).

Aheng berharap aparat penegak hukum bertindak tegas dan profesional dalam menangani kasus tersebut. Ia juga menyatakan keyakinannya bahwa proses hukum akan berjalan sesuai aturan yang berlaku.

“Kami berharap aparat yang berwenang bertindak tegas. Saya yakin aparat pasti akan bertindak dan menyikapi persoalan ini dengan serius,” ujarnya.

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya menjaga situasi tetap kondusif agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi.

“Harapan kita, peristiwa seperti ini jangan sampai terulang kembali,” katanya.

Aheng juga mengimbau masyarakat agar tidak menarik persoalan ini ke ranah sentimen etnis. Ia menegaskan bahwa komunitas Tionghoa Indonesia tidak bisa disamakan dengan WNA asal China yang terlibat dalam kasus tersebut.

Baca Juga: Imigrasi Dalami Penyerangan 15 WNA China Bersenjata Tajam hingga Alat Setrum di Tambang Emas Kalbar

“Kami sebagai warga Tionghoa Indonesia tidak sama dengan WNA asal China. Jangan sampai muncul asumsi yang keliru, karena dikhawatirkan ada pihak-pihak tertentu yang justru memperkeruh suasana dengan isu ini,” jelasnya.

Load More