Selasa, 23 Desember 2025 | 11:00 WIB
Ilustrasi petugas SPPG menyiapkan menu makan bergizi gratis. (Suara.com)
Baca 10 detik
  • Tim Investigasi BGN di akhir 2025 menyoroti perlunya menjaga kualitas Program MBG di dapur SPPG.
  • Inspeksi menemukan insiden keamanan pangan terkait kurangnya konsistensi prosedur dan pengawasan harian.
  • Keberlanjutan kualitas MBG bergantung pada SDM terlatih, disiplin pencatatan, dan kolaborasi mitra pelaksana.

Melalui inspeksi, kami melihat masih ada ruang kolaborasi untuk memperkuat pembinaan, peningkatan kapasitas, dan pengawasan rutin agar standar yang telah ditetapkan dapat diterapkan secara berkelanjutan.

Petugas menyiapkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola Jimmy Hantu di SPPG Mutiara Keraton Solo, Tamansari, Bogor, Selasa (16/12/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Inspeksi juga kami maknai sebagai proses pembelajaran bersama antara tim inspeksi, pengelola SPPG, yayasan, dan mitra pelaksana untuk terus menyempurnakan tata kelola dapur, pencatatan kegiatan, serta pengendalian mutu secara menyeluruh, tanpa mengganggu kesinambungan pelayanan kepada penerima manfaat.

Menatap tahun 2026, kami menegaskan bahwa perhatian dan komitmen pimpinan, baik di tingkat pusat maupun daerah, perlu diiringi dengan keterlibatan aktif yayasan dan mitra SPPG dalam menjaga kualitas dapur sebagai pusat layanan MBG.

Dukungan kebijakan, penguatan pengawasan, dan keberlanjutan inspeksi yang objektif dan independen akan menjadi penopang utama perbaikan berkelanjutan.

Dari inspeksi ke inspeksi, sinergi inilah yang kami yakini akan mengokohkan Program Makan Bergizi Gratis sebagai investasi jangka panjang bagi kesehatan dan masa depan generasi Indonesia.

Makan Bergizi Hak Anak Indonesia

Herman Susilo
Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional

Load More