Suara.com - Pabrikan Honda menyatakan pihaknya tidak perlu lagi menyiapkan investasi tambahan demi memenuhi regulasi EURO 4 tahun depan yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
Pasalnya, pabrik Honda di Indonesia saat ini memang sudah dipersiapkan untuk memproduksi mobil-mobil berstandar EURO 4.
Pemerintah, lewat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 20/2017, memutuskan bahwa mulai September 2018 mobil-mobil bermesin yang beredar di pasar otomotif Tanah Air berstandar EURO 4, loncat satu tingkat dari standar EURO 2 saat ini. Sementara, mobil bermesin diesel baru akan menerapkannya pada 2021.
Hal ini membuat emisi gas buang kendaraan lebih sedikit, tapi standar mesin dan bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan harus lebih tinggi.
Mobil bermesin bensin mesti menggunakan BBM dengan Research Octane Number (RON) 92.
Beberapa merek roda empat yang memiliki pabrik di Indonesia sudah menyatakan perlu melakukan investasi tambahan demi meningkatkan standar peralatan pabrik, salah satunya Suzuki. Honda, di sisi lain, menyatakan tidak perlu melakukannya.
Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT. Honda Prospect Motor Jonfis Fandy mengatakan, hampir seluruh model Honda yang dijual di Indonesia sudah menerapkan standar EURO 4 terlebih dahulu meski saat ini Indonesia masih EURO 2.
"Mau mobil (rakitan) lokal, mau impor, sudah," ucap Jonfis saat ditemui Suara.com dalam acara uji kendaraan Honda New City pada, Kamis (20/4/2017) kemarin, di Alam Sutera, Tangerang.
Menurut Jonfis, saat ini produk Honda yang belum menerapkan EURO 4 hanya tinggal sedan Accord. Model ini sendiri diimpor ke nusantara.
Baca Juga: Hari Kartini, Ibu-ibu Bawa Bunga Mawar Tanda Cinta ke Ahok
"Enggak ada investasi tambahan lagi," tegas Jonfis.
Jonfis menjelaskan, dengan penerapan EURO 4, mobil-mobil Honda yang sudah dibuat dengan standar itu jadi bisa benar-benar menenggak BBM yang sesuai dengan kebutuhan mesin.
Hal ini, sambung dia, membuat konsumsi BBM produk pabrikan ini jadi lebih efisien, dengan performa yang maksimal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
-
Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
-
Budget 7 Juta Dapat Honda Vario Bekas Tahun Berapa? Cek Rekomendasinya
-
Mobil Bekas Xpander 2017 Masih Layak Dibeli? Cek Harga dan Spesifikasinya
-
Daya Pikatnya Susah Ditolak, Berapa Pajak Tahunan dan Harga Innova Reborn Diesel?
-
5 SUV Matic 100 Jutaan Gak Ngos-ngosan di Tanjakan, Sekeluarga Nyaman Liburan ke Gunung
-
5 Rekomendasi Motor Bekas Harga Rp7 Jutaan: Bisa Buat Sekolah, Kuliah hingga Sunmori di 2026
-
Pesona Toyota Alphard Harga LCGC Bekas: Cek Taksiran Pajak dan Penyakit yang Sering Muncul
-
Beda Pajak LMPV Avanza vs Xpander: Ada yang Tembus Rp5,2 Juta, Mending Mana?
-
Bak Bumi dan Langit, Adu Pajak Tahunan BYD Atto 1 vs Honda Brio Satya