Suara.com - Renault mengumumkan akan memproduksi dan menjual mobil di Pakistan, negara ekonomi berkembang dengan populasi besar namun dengan rasio kepemilikan mobil yang masih amat sedikit.
Kegiatan produksi serta penjualan bakal dilakukan mulai 2019.
Rencana tersebut, seperti diwartakan Automotive News pada awal pekan ini, dipublikasikan Renault setelah penandatanganan kerja sama dengan Al-Futtaim yang kelak menjadi partner mereka di Pakistan.
"Renault dengan bangga memperluas jejak di industri otomotif internasional dengan memasuki Pakistan, pasar yang berkembang sangat cepat dengan pertumbuhan rata-rata 10 persen per tahun," kata Senior VP and Chairman of Africa Middle-East India (AMI) Region Renault, Fabrice Cambolive.
Ia mengungkapkan penetrasi ke Pakistan dianggap penting untuk memperbesar penjualan mereka di area AMI. Pabrikan asal Prancis yang masuk dalam grup Nissan ini ingin meningkatkan volume transaksi jual-beli di region ini dari 491 ribu pada tahun lalu menjadi 800 ribu pada 2022.
Al-Futtaim sendiri merupakan korporasi otomotif global yang sudah beroperasi di 29 negara. Mereka akan membantu Renault dalam manufakturing dan distribusi.
Melalui kolaborasi dengan Al-Futtaim, Renault nantinya bakal mendatangkan model-model terkini mereka ke Pakistan. Renault juga akan berperan dalam transfer teknologi ke pasar baru mereka ini.
"Dengan populasi lebih dari 200 juta jiwa, pertumbuhan ekonomi pesat, dan kelas menengah yang dinamis, Pakistan tak diragukan lagi adalah pasar berkembang sangat strategis bagi kami," ucap Presiden Al-Futtaim, Len Hunt.
Pakistan adalah negara dengan jumlah populasi terbesar keenam di dunia. Meski jumlah penduduk mereka sekitar 205 juta jiwa, penjualan mobil pada tahun lalu tak sampai 200 ribu unit.
Rasio kepemilikan mobil di sana juga jomplang yakni 18 mobil per 1.000 penduduk.
Renault menjadi pabrikan otomotif Eropa pertama yang masuk pasar Pakistan dengan memanfaatkan insentif dari pemerintah demi menarik investor asing. Sebelum Renault, Kia dan Hyundai sudah memastikan akan membangun pabrik di sana.
Pada pekan ini, grup Volkswagen mengonfirmasi bahwa mereka juga sedang melakukan pembicaraan dengan pemerintah Pakistan untuk merakit kendaraan niaga ringan di negara tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
4 Mobil Listrik Harga Rp200 Jutaan, Nyaman untuk Kendaraan Harian
-
5 Rekomendasi Mobil yang Bisa Listrik dan Bensin di Indonesia 2025
-
5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
-
Apa Itu Bobibos? Bahan Bakar dari Jerami Buatan Orang Indonesia, Bos!
-
7 Mobil Bekas Irit BBM di Bawah Rp100 Juta, Pilihan Cerdas untuk Keluarga di Ekonomi Sekarang
-
7 Mobil Bekas Mercy di Bawah 100 Juta untuk Keluarga Kecil
-
Harga Calya Bekas Tahun ke Tahun Lengkap dengan Spesifikasi dan Pajak
-
Dari Rp170 Juta! Intip Detail Mesin, Fitur, Harga dan Pajak Toyota Raize Bekas Tahun ke Tahun
-
5 Mobil Bekas MPV Paling Irit dan Murah di Bawah Rp100 Juta, Bisa Buat Angkut Keluarga Besar
-
5 Mobil Bekas SUV di Bawah Rp70 Juta Paling Banyak Dicari, Dijamin Irit dan Murah Perawatan