Suara.com - Perusahaan dirgantara Airbus mengungkap rencana mereka memproduksi pesawat komersial pertama yang tak menghasilkan emisi karbon.
Airbus menargetkan pesawat berbahan bakar hidrogen itu dapat digunakan pada 2035.
Pimpinan eksekutif Airbus, Guillaume Faury, menyebut perusahaannya telah membuat tiga desain pesawat baru itu.
Ia mengklaim desain ini menandai periode bersejarah dalam penerbangan komersial.
Menurutnya, penggunaan bahan bakar hidrogen dapat secara signifikan mengurangi dampak industri penerbangan terhadap perubahan iklim.
Dan sejumlah kalangan menyebut hidrogen berulang kali disebut-sebut sebagai kunci bagi industri penerbangan modern.
- Tren teknologi 2020: pesawat luar angkasa dan layar telepon yang bisa dilipat
- Rolls Royce siapkan mesin pesawat berukuran raksasa demi penerbangan ramah lingkungan
- Seperti apa rupa pesawat dengan kecepatan 26.000km/jam?
Hidrogen pernah menjadi bahan bakar kapal terbang pada awal abad ke-20. Namun hidrogen ditinggalkan sejak insiden terbakarnya pesawat LZ 129 Hindenburg di New Jersey, Amerika Serikat, tahun 1937.
Sejak 2000 hingga 2002, Airbus terlibat dalam proyek yang Cryoplane yang dibiayai Uni Eropa.
Dalam kajian itu, mereka menyelidiki kemungkinan hidrogen cair menjadi bahan bakar pesawat.
Baca Juga: Harvard: Banyak Orang Mengalami Mimpi Aneh Selama Pandemi Covid-19
Akan tetapi, ide dan gagasan soal bahan bakar hidrogen itu jalan di tempat hingga saat ini.
'Komitmen tegas'
Airbus mengklaim mesin turbofan yang mereka buat bakal memungkinkan pesawat non-emisi itu menangkut 200 penumpang sejauh 3200 kilometer.
Sebagai perbandingan, kata mereka, mesin turboprop hanya mampu menanpung setengah kapasitas dan jarak yang mereka targetkan tadi.
Desain sayap dan badan pesawat yang menyatu merupakan yang paling mencolok mata dari tiga desain buatan Airbus.
Tiga pesawat yang bakal mereka buat itu akan digerakkan mesin turbin gas yang dimodifikasi agar dapat membakar cairan hidrogen dan menciptakan daya listrik.
Bagaimanapun, Airbus menyebut bahwa pengelola bandara mesti menginvestasikan uang dalam jumlah besar.
Pembangunan infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen diperlukan agar pesawat ini dapat benar-benar digunakan secara komersial.
"Transisi menuju hidrogen sebagai bahan bakar utama pesawat membutuhkan sikap tegas dari seluruh pemangku kepentingan di industri penerbangan," kata Faury.
"Dengan sokongan pemerintah dan pelaku industri lainnya, kita dapat mengatasi tantangan sekaligus mengedepankan energi terbarukan, termasuk hidrogen, demi industri penerbangan yang berkelanjutan," tuturnya.
Desan pesawat non-emisi ini merupakan hasil dari riset Airbus bersama EasyJet pada 2019. Mereka meneliti kemungkinan pesawat yang terbang dengan tenaga listrik dan campuran bahan bakar.
Pimpinan eksekutif EasyJet, Johan Lundgren, berkata," Kami terus berkomitmen pada penerbangan yang lebih berkelanjutan. Kami yakin teknologi adalah solusi untuk industri ini."
Berita Terkait
-
Kemenhub: Seluruh Pesawat Airbus A320 di Indonesia Layak Operasi
-
Daftar Maskapai RI yang Pakai Airbus A320
-
Airbus Umumkan A320 Bermasalah, Kemenhub Sebut 38 Pesawat di RI Kena Dampak
-
Indonesia Jual Emisi Karbon 12 Juta Ton ke Norwegia, Setara Hilangkan 2,6 Juta Mobil dari Jalanan
-
Vietjet Laporkan Borong 100 Airbus A321neo dan Mesin Rolls-Royce US$3,8 Miliar
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Komunitas MBOIG Tunjuk Ketua Umum Baru Jalankan Organisasi
-
Motul Luncurkan Scooter Gear Plus 80W-90, Pelumas Gardan untuk Motor Matik
-
5 Tips Penting Beli Mobil Listrik Bekas agar Tak Boncos di Baterai, Jangan Asal Tergiur Murah
-
7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
-
5 Motor Listrik untuk Anak Sekolah, Jarak Tempuh Jauh Harga Mulai Rp8 Juta
-
7 Mobil Bekas Kabin Lega untuk Perjalanan Jauh: Harga Bersahabat Dibawah Rp80 Juta
-
Harga Wuling Air EV Bekas Akhir 2025 Terjun Bebas? Varian Long Range Kini Cuma Segini
-
Otoproject Rilis Aksesoris BYD Atto 1 Bikin Tampilan Makin Sporty
-
5 Motor Matic Bekas Harga Rp5 Jutaan Paling Bandel di 2025, Iritnya Bisa Diandalkan
-
9 Moge Honda Paling Gagah, Rebel 500 Jadi Termurah Desember 2025