Suara.com - Dua tahun menjalani "drama" dengan pembicaraan berkesinambungan, tentang penyatuan ide dua perusahaan besar ditambah situasi pandemi COVID-19, Fiat Chrysler Automobiles NV dan PSA Group bersiap untuk melangkah bersama dan menunggu rapat pemegang saham untuk persetujuan.
Dikutip dari Bloomberg, pada dua pertemuan terpisah Senin ini (4/1/2021), investor akan diminta persetujuannya tentang merger Peugeot Société Anonyme (PSA) Group dan Fiat Chrysler Automobiles (FCA) bawah nama Stellantis, dan akan menjadi perusahaan mobil terbesar keempat di dunia.
Para eksekutif Fiat Chrysler dan PSA berpendapat bahwa mereka akan meningkatkan pendapatan dengan skala mendekati Volkswagen AG dan Toyota Motor Corporation, dan memiliki sumber daya yang lebih besar untuk bersaing sebagai produsen mobil listrik pemula, ditambah kemampuan alih teknologi.
"Stellantis akan menjadi semacam konglomerat merek, beberapa hebat dan beberapa tidak begitu baik dan paling regional. Penggabungan akan menjadi peluang bagus untuk mencari posisi kembali di pasar," kata analis Jefferies Philippe Houchois, sebagaimana diungkapkan kepada Bloomberg.
Tinjauannya di sektor kekuatan produk:
- Bakal unggul di segmen truk dan SUV yang menguntungkan di Amerika Utara, berkat divisi Ram dan Jeep dari Fiat Chrysler.
- Peugeot dan Citroen PSA yang telah direvitalisasi unggul di Eropa, menjadi pesaing utama Renault.
Tinjauan di sektor kelemahan produk:
- Penggabungan Fiat dengan Chrysler tidak banyak meningkatkan keuntungan lini mewah Alfa Romeo dan Maserati.
- Pembelian brand Opel oleh PSA hanya membuat perusahaan lebih bergantung pada pasar Eropa.
Menarik adalah pandangan Carlos Tavares, Chief Executive Officer (CEO) PSA dengan latar belakang pereli amatir yang ditunjuk memberi komando Stellantis. Ia menggunakan pendekatan Teori Darwin yaitu, "Hanya pembuat mobil kuat yang akan bertahan dalam perang produksi mobil listrik serta fitur swakemudi."
John Elkann, pimpinan FCA pada September 2020 sepakat memotong 2,6 miliar euro dari dividen awal yang diterima pemegang saham untuk diberikan kepada Carlos Tavares, bila ia bisa menjalankan Stellantis.
Artinya, Carlos Tavares harus menavigasi arus lintas politik di Prancis, Italia, sekalisgus Amerika Serikat, di mana para pembuat mobil memiliki akar nasionalisme yang dalam.
Baca Juga: Fiat Chrysler Automobiles Investasikan Rp2,8 Triliun di Polandia
Namun soal ini, ia telah telah menangani pekerjaan berat sebelumnya, yaitu memimpin Peugeot kembali bersinar, sejak menduduki jabatan sebagai Chief Executive Officer (CEO) pada 2014 dan menghidupkan kembali Opel setelah mengambil alih dari General Motors Company pada 2017.
Yang perlu digarisbawahi adalah fakta bahwa menjadi lebih besar belum tentu cepat menuai hasil.
Ambil contohnya Tesla Incorporation. Sebagai produsen mobil listrik ia berjaya, dibandingkan Volkswagen. Simak pula General Motors yang telah mengurangi penetrasi pasar berbagai negara dan kini fokus di kawasan Amerika Utara serta China. Belum lagi Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi yang mesti melakukan restrukturisasi setelah merugi besar-besaran.
Berita Terkait
-
Pejabat Jarang yang Punya! Intip Mobil Unik Purbaya Menkeu Baru: Harga Setara Destinator
-
Gengsi Eropa Harga Terjangkau, 5 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta Ini Bikin Tampil Beda
-
Gaji UMR Punya Sedan? Bukan Mimpi! Ini 5 Sedan Bekas Keren di Bawah 70 Juta yang Perawatannya Murah
-
Lupakan Scoopy, Pesona Skutik Retro Bergaya Cruiser Ini Bikin Jatuh Hati
-
Gaya Peugeot Django, Harga Lebih Murah dari Honda Stylo: Kenalan sama Skutik Retro Palamina 2025
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
-
Dari LPS ke Kursi Menkeu: Akankah Purbaya Tetap Berani Lawan Budaya ABS?
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
Terkini
-
Jajal Langsung Skutik Bergaya SUV New Honda ADV160, Karakter Maskulin Semakin Dominan
-
7 Motor Matic Bekas Tahun Muda di Bawah Rp10 juta, Tangguh untuk Harian
-
Drama di Misano! Veda Ega Pratama Kunci Gelar Runner-Up Dunia, Sejarah Baru Pembalap Indonesia
-
Daihatsu Rocky Hybrid Dapat Sambutan Positif di Pasar SUV Kompak Elektrifikasi Indonesia
-
Niat Hemat, Kantong Malah Jebol Rp71 Juta: Pelajaran Mahal Ganti Oli Mobil Sendiri
-
4 Mobil Listrik Murah yang Bikin Mobil Bensin Tersisih, Mulai Rp 100 Jutaan
-
Mini Cooper Rasa Jepang: Pesona Daihatsu Trevis yang Mirip Mobil Mr Bean
-
Yamaha MX King Wajib Waspada, Honda Supra GTR Berevolusi Jadi Mirip dengan Moge
-
5 Rekomendasi Motor Matic untuk Ibu-ibu: Hemat, Ringan, dan Stylish
-
Pesaing Suzuki Karimun dari Daihatsu, Tampang Mewah Mesin Turbo Mirip Rocky