Suara.com - Perusahaan mobil supermewah dengan fasilitas bespoke atau dibuat berdasar pesanan, Rolls-Royce Motor Cars memberikan pernyataan tentang produk bertenaga listrik murni. Yaitu kategori Battery Electric Vehicle (BEV).
Dikutip dari rilis resmi Rolls-Royce Motor Cars sebagaimana diterima Suara.com, pada April 1900 salah satu pendiri brand ini, yaitu The Honorary Charles Stewart Rolls telah meramalkan elektrifikasi produk otomotif.
"Setelah melaju 120 tahun kemudian, saya menyatakan kepada publik, bahwa kami akan menyuguhkan Rolls Royce bertenaha listrik murni ke pasar," papar Torsten Müller-Ötvös, Chief Executive Officer (CEO), Rolls-Royce Motor Cars.
"Kami memulai upaya bersejarah untuk menciptakan mobil super mewah pertama bertenaga listrik. Situasi ini terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang, melalui keterampilan, keahlian, visi, juga dedikasi yang luar biasa dari para insinyur, desainer, dan spesialis kami di Home of Rolls-Royce," lanjutnya.
"Saat kami mengumumkan masa depan listrik baru di Rolls-Royce, dengan segala kerendahan hati saya berbagi kisah inspiratif mereka, yang belum pernah diceritakan di tempat lain sebelumnya, serta memberikan cahaya baru sekaligus menarik bagi perusahaan kami," kata Torsten Müller-Ötvös.
Soal produk elektrifikasi kekinian, ia menyebutkan Rolls-Royce akan menjalankan strategi elektrifikasinya dalam tiga statemen, yaitu:
- Perusahaan akan memperkenalkan mobil serba listrik pada dekade ini (2020 – 2030)
- Sasaran pembuatan produksi adalah Battery Electric Vehicle, bukan hybrid atau apapun selain tenaga listrik murni.
- Produk akan diluncurkan di saat tepat dan setiap elemen memenuhi standar teknis, estetika, dan kinerja Rolls-Royce.
Alasan tentang pembuatan mobil listrik untuk brand super mewah ini adalah sudut pandang bahwa mesin pembakaran internal atau Internal Combustion Engine (ICE) bukanlah satu-satunya alat penggerak kendaraan di awal abad ke-20.
Dan uniknya pula, baik Sir Henry Royce maupun The Honorary Charles Stewart Rolls sejak awal terjun ke duni otomotif usdah banyak bersinggungan dengan tenaga listrik untuk mobil.
Sir Henry Royce di 1881 sudah bergabung dengan Electric Light & Power Generating Company (EL&PG) di Southwark. Pindah ke anak perusahaan baru EL&PG, Lancashire Maxim-Weston Electric Co. Ltd, sebagai Chief Electrician.
Baca Juga: Asal Indonesia, Irene Nikkein Jabat Direktur Regional Rolls-Royce Asia Pasifik
Perusahaan barunya, F H Royce & Co, awalnya membuat peralatan listrik kecil seperti bel pintu, lampu, sekering, dan sakelar. Bisnis ini berkembang pesat, dan segera memproduksi perangkat yang lebih besar dan lebih kompleks termasuk dinamo, motor listrik, dan derek. Pada tahun 1902, Royce memasok motor listrik untuk Pritchett & Gold, pembuat baterai yang berbasis di London yang telah melakukan diversifikasi ke pembuatan mobil listrik.
Senada adalah Charles Stewart Rolls, yang sejak usia sembilan tahun sudah memasang bel listrik di kediaman orangtuanya. Mengawasi pemasangan listrik di masa muda, hingga saat kuliah sebagai mahasiswa teknik di Cambridge, menjadi satu-satunya mahasiswa yang menggunakan mobil bertenaga listrik, produk Amerika Serikat bernama The Columbia Electric Carriage.
Mobil ini diimpor ke Inggris oleh Paris Singer (pewaris dinasti mesin jahit) dan dijual sebagai mobil City & Suburban.
Lantas Managing Director Rolls-Royce Ltd., saat Rolls-Royce memulai perusahaannya, Claude Johnson adalah sekretaris Automobile Club of Great Britain & Ireland dan bekerja di perusahaan Paris Singer's City & Suburban Electric Carriage.
Kekinian, dengan semangat para pendiri tadi, Rolls-Royce Motor Cars melakukan penelitian dan pengembangan yang telah berlangsung di Home of Rolls-Royce di Goodwood, selama lebih dari satu dekade.
Tag
Berita Terkait
-
Elektrifikasi Kereta Bandung, Waktu Tempuh Jadi Lebih Singkat
-
Daihatsu Rocky Hybrid Dapat Sambutan Positif di Pasar SUV Kompak Elektrifikasi Indonesia
-
Insentif Mobil Listrik Dinilai Lemahkan Kinerja Industri yang Sudah Eksis
-
Dampak Negatif Terhadap Industri Otomotif Jika Insentif Mobil Listrik Impor Berlanjut
-
Pembebasan Impor Mobil Listrik Sebaiknya Dihentikan, Tegaskan Investasi Pabrik di Indonesia
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
SIM Mati Ribet? Panduan Lengkap Perpanjang SIM A dan C: Offline vs Online
-
Dealer ke-10 JAECOO Resmi Hadir di Yogyakarta, Bawa SUV Pemecah Rekor MURI
-
Cuma Rp 7 Ribu Sehari? Ini Rincian Biaya Punya Honda ADV160 RoadSync Selama Setahun
-
Daftar Mobil Listrik Tipe Charger CHAdeMO, Mayoritas Buatan Jepang
-
SUV, MPV, atau Crossover? Harga Mobil Nissan Oktober 2025 dan Rekomendasi Sesuai Kebutuhanmu!
-
Punya Mobil Tua Berumur 20 Tahun Lebih? Siap-siap Dapat Pesangon Puluhan Juta dari Pemerintah
-
Terpopuler: Mobil Listrik Termurah, Amankah Vario Minum Etanol?
-
Begini Jadinya 4 Mobil Toyota Terima Sentuhan Modifikator Lokal
-
Kini Lebih Murah dari Honda BeAT, Segini Harga Yamaha Grand Filano Bekas Oktober 2025
-
CBR Series Melesat, Pebalap Astra Honda Raih Tiga Podium ARRC Malaysia