Suara.com - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai harga jual yang mahal masih menjadi tantangan utama dalam pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.
"Kalau dari segi harga, mobil listrik termasuk mahal dan separuhnya disumbang dari komponen baterai. Ini tantangan utama, karena tidak mudah dalam periode tertentu (konsumen) harus ganti baterai," kata Tauhid dalam Diskusi Publik "Pengembangan Mobil Listrik Berbasis Baterai (Electric Vehicle/EV) di Indonesia" yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia juga menekankan tantangan tersebut pun akan merembet pada masalah perkembangan industri baterai kendaraan listrik, termasuk soal daur ulang (recycle) dan penggantian baterai (melalui Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum/SPBKLU).
Tauhid menuturkan, jika dilihat perkembangan pasar saat ini, harga mobil listrik di Indonesia masih mahal dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil.
"Hyundai misalnya, harga mobil listriknya sekitar Rp 600 jutaan, dibandingkan Honda Civic, Toyota Camry atau Mazda 3 yang konvensional, masih lebih mahal mobil listrik. Ini tantangan serius ketika kita membangun industri ini lebih jauh di Indonesia," katanya.
Senada, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan meski adopsi kendaraan listrik sudah didukung dengan banyak peraturan dari pemerintah, minat penggunaan kendaraan listrik akhirnya ditentukan oleh daya beli masyarakat itu sendiri.
"Dari sisi pabrikan, apa ada kecenderungan menolak atau enggan memperkenalkan? Sebetulnya dari anggota OEM, siap semua dengan produknya, tapi balik lagi ke daya beli masyarakat kita yang masih belum menerima," klaim Kukuh.
Data Gaikindo menyebutkan bahwa 70 persen konsumen kendaraan roda empat lebih memilih jenis kendaraan di bawah harga Rp300 jutaan. Sementara itu kendaraan-kendaraan listrik, termasuk tipe hybrid, harganya berkisar antara Rp600 juta hingga Rp700 juta.
"Bahkan ada yang di atas Rp1 miliar. Itu dari data kami, kurang dari 1 persen konsumennya yang selama ini beli," katanya.
Baca Juga: Era Mobil Listrik, Hyundai Sebutkan Tidak Lagi Perlu Grille
Selain daya beli konsumen, Kukuh menilai adopsi peralihan dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik tentu juga membutuhkan waktu. Belum lagi isu soal penggunaan, pengisian baterai, lokasi pengisian baterai dan lain sebagainya.
Kepala Bagian Promosi Kementerian Investasi/BKPM Andria Buchara mengungkapkan, meski pemerintah telah memberikan sejumlah insentif, namun investor kendaraan listrik banyak pula yang meminta subsidi bagi konsumen. Hal itu dilakukan agar harga jual ke konsumen bisa ditekan.
"Selama ini yang kita (pemerintah) lakukan adalah memberikan insentif dari sisi produsen, melalui tax holiday dan lainnya. Tapi memang insentif di sisi customer memang sangat diperlukan mengingat teknologinya relatif mahal," kata Andria. [Antara]
Berita Terkait
- 
            
              Pemerintah Diminta Untuk Pikir-pikir Terapkan Kebijakan B50
- 
            
              Harga Mobil Listrik Bisa Terjangkau dan Dimiliki Banyak Orang, Ini Gebrakan VinFast
- 
            
              Indef: Sentimen Negatif Terhadap BGN Negatif Sekali, dalam Etika Pejabatnya Sudah Harus Mundur
- 
            
              Penjualan Mobil Baru 2025 Terus Alami Penurunan Dibandingkan Tahun Lalu
- 
            
              Indef Sebut Tantangan Perbankan Ada di Daya Beli, Bukan Soal Likuiditas
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
- 
            
              5 Rekomendasi Sepeda Listrik Roda Satu, Ada yang Seharga Kawasaki Ninja
- 
            
              7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 
            
              5 Mobil Bekas Harga Rp 80 Jutaan yang Irit dan Stylish, Cocok Buat Kaum Hawa
- 
            
              Daihatsu Bicara Peluang Teknologi Rocky Hybrid Diterapkan Pada Model Tiga Baris
- 
            
              Jelajah Sejarah Daihatsu Sejak 1907 Sebelum Memproduksi Mobil
- 
            
              Terpopuler: Tim Indonesia Keok di Physical: Asia, Mobil Keluarga dengan Pajak Paling Ringan di 2025
- 
            
              5 Rekomendasi Mobil Matic 3 Baris untuk Keluarga yang Murah dan Nyaman
- 
            
              5 Rekomendasi Mobil Matic Kecil Murah untuk Anak Muda sesuai Gaya Hidup
- 
            
              Terungkap! Bocoran Mitsubishi Pajero Sport 2025: Desain Futuristik Siap Gebrak Pasar?
- 
            
              5 Pilihan Mobil Listrik Murah Rp 100 Jutaan, Cocok untuk Antar Jemput Anak Sekolah