Suara.com - Pernah bertanya-tanya mengapa kampas rem mobil matik seperti memiliki "masa hidup" yang lebih singkat? Fakta mengejutkan mengungkapkan bahwa komponen vital ini harus pensiun dini pada kilometer 30.000-40.000, jauh lebih cepat dibanding "sepupu" manualnya yang masih gagah hingga 60.000 kilometer.
Lalu apa sih alasannya kenapa komponen tersebut berumur pendek. Mari kita kupas misteri di balik fenomena ini seperti dilansir dari Auto2000.
Pertama, mari berkenalan dengan "kebiasaan manja" pengemudi mobil matik. Ibarat seseorang yang lebih suka bersandar daripada berdiri tegak, kebanyakan dari kita lebih memilih menahan mobil dengan injakan rem ketimbang menggunakan rem tangan saat berhenti. Ditambah lagi dengan kebiasaan membiarkan tuas di posisi "D", kampas rem Anda praktis sedang melakukan "olahraga berat" tanpa henti!
Bicara soal olahraga, kampas rem mobil matik memang "atlet" yang super aktif. Berbeda dengan mobil manual yang memiliki engine brake sekuat binaragawan, mobil matik punya engine brake seringan petinju kelas bulu. Akibatnya? Setiap gerakan mobil, mulai dari melaju hingga berhenti, sangat bergantung pada kinerja rem. Bayangkan betapa lelahnya komponen ini bekerja sepanjang hari!
Yang lebih menarik lagi, pengemudi mobil matik seringkali "alergi" dengan posisi netral. Alih-alih melakukan pengereman bertahap dari jauh seperti pengemudi manual yang bijak, mereka cenderung melakukan "pengereman dadakan". Sayangnya, gaya mengemudi dramatis ini justru membuat kampas rem cepat lelah.
Tapi jangan khawatir! Ada "resep rahasia" untuk memperpanjang usia kampas rem kesayangan. Mulailah membiasakan diri menggunakan posisi "N" saat mendekati lampu merah, lakukan pengereman bertahap dan jadikan rem tangan sebagai sahabat setia saat berhenti.
Dengan mengadopsi kebiasaan berkendara yang lebih cerdas ini, kalian tidak hanya menghemat kantong dari biaya perawatan yang mengejutkan, tetapi juga memastikan mobil kesayangan tetap prima dalam setiap perjalanan. Ingat, merawat kampas rem bukan sekadar masalah penghematan - ini adalah investasi untuk keselamatan dan kenyamanan berkendara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Suzuki Satria F150 Pertahankan Status Legenda Underbone dengan Desain Baru
-
5 Mobil Bekas Kecil Terbaik Selain Suzuki S-Presso, Irit Bensin dan Mesin Bandel
-
5 Mobil Tahun Muda Harga 150-200 Juta Irit BBM, Cocok Pergi untuk Lintas Provinsi
-
Rencanakan Anggaran Liburan Akhir Tahun! Intip Tarif Tol Terbaru Jogja-Semarang 2025
-
5 Deretan Situs untuk Cek Tarif Tol, Praktis Langsung dari HP
-
Rekomendasi Mobil Bekas Tahun Muda dengan Budget di Bawah Rp 300 Juta
-
9 Rekomendasi Mobil Bekas Hatchback Ekonomis untuk Penggunaan Harian Mulai Rp30 Jutaan
-
Harga Beda Tipis, Mending Outlander Sport atau Raize Bekas?
-
Berapa Harga Toyota Rush Bekas? Simak Rekomendasi Lengkap Biaya Pajaknya
-
Berapa Harga Daihatsu Terios Bekas? Begini Spesifikasi dan Nominal Pajaknya