Suara.com - Sebuah Honda HR-V putih mengkilap harus mengalami nasib apes. Siapa sangka sebuah rutinitas sederhana mengisi BBM bisa berubah menjadi petaka? Itulah yang dialami akun Facebook John Arkha Budi, yang diduga pemilik HR-V bernomor polisi AD 1363 IU, yang kisahnya kini menjadi perbincangan hangat di jagat maya.
Semua bermula dari kisah singkat di SPBU Pucangsawit, Solo. Niat hati mengisi Pertamax demi performa optimal, siapa sangka justru membawa bencana. Tak lama setelah pengisian, mobil yang biasanya gesit itu mendadak batuk-batuk, tersengal, hingga akhirnya menyerah total di tengah jalan.
Kisah yang viral di grup Facebook Info Cegatan Solo (ICS) ini bukanlah sekadar cerita pengalaman buruk biasa. Setelah diderek ke bengkel di kawasan Ir Soekarno, Solo Baru, para teknisi Honda menemukan fakta mencengangkan: tangki bahan bakar mobil mewah ini ternyata telah menjadi "kolam renang mini", campuran Pertamax dan air yang tak seharusnya bersatu.
"Ini seperti memasukkan jus jeruk ke dalam kopi!" begitu kiasan yang tepat untuk menggambarkan kekacauan yang terjadi dalam tangki BBM mobil malang tersebut.
Bagi mesin modern sekelas HR-V, BBM oplosan ini bagaikan racun yang perlahan menggerogoti sistem bahan bakarnya yang canggih.
Peristiwa ini membuka mata kita semua. Di era digital yang serba canggih ini, ternyata praktik "mencampur air dengan BBM" masih terjadi - sebuah trik kuno yang bisa membuat pemilik kendaraan merogoh kocek dalam-dalam untuk perbaikan.
Ibarat makan di restoran bintang lima tapi ternyata dapat makanan basi, pengalaman ini meninggalkan rasa pahit yang sulit dilupakan.
Kasus ini juga menjadi tamparan keras bagi industri BBM. Seperti kata pepatah, "kepercayaan itu seperti kertas, sekali sobek sulit untuk menyatukannya kembali." Diperlukan kerja keras ekstra untuk mengembalikan kepercayaan konsumen yang sudah terlanjur goyah.
Mari bersama-sama menjadi konsumen cerdas dan waspada. Jangan biarkan kasus HR-V ini hanya menjadi headline sesaat, tapi jadikan pembelajaran berharga untuk masa depan. Karena pada akhirnya, keselamatan dan keamanan berkendara adalah tanggung jawab kita bersama.
Ingat, mobil Anda bukan sekadar kendaraan, tapi partner setia dalam perjalanan. Berikan dia "makanan" terbaik, dan dia akan membalasnya dengan performa optimal. Jangan biarkan oknum tak bertanggung jawab menghancurkan hubungan spesial ini dengan Pertamax oplosan mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Isuzu Festival 2025 Manjakan Pelanggan dengan Paket Ekstra Purna Jual
-
Chery Rayakan Penyerahan 1.000 Unit TIGGO Cross CSH Hybrid Bersama Konsumen
-
Sebanyak 1000 Unit Chery Tiggo Cross CSH Hybrid Diserahkan ke Konsumen
-
5 Jas Hujan Anti Rembes Rp100 Ribuan: Cocok untuk Pekerja dan Anak Muda
-
3 Mobil Keluarga yang Rangkap Jabatan: 80 Jutaan, Tak Cuma Buat Jalan tapi Bisa Jadi Penghasil Cuan
-
Fakta Unik BMW 2002 Hamish Daud: Mobil Klasik Kakek Buyut 3 Series yang Melegenda
-
Restomod Ekstrem Civic Nouva EF9 'AeroFlux' dengan Hand Painting di IDEXII 2025
-
3 Pikap Bekas Alternatif Gran Max: Mulai 50 Jutaan, Cocok Buat Usaha
-
Mobil Bekas 150 Jutaan Cocok untuk Bapak-Bapak Pensiunan: Dari yang Nyaman hingga Muat Banyak
-
5 Rekomendasi Mobil Listrik dengan Jarak Tempuh 500 km di Indonesia