Suara.com - Teknologi mobil otonom mungkin menjanjikan masa depan tanpa setir, tapi jalan menuju ke sana tampaknya tak semulus yang dibayangkan—terutama di China. Pemerintah Tiongkok kini mulai memperketat regulasi terkait kendaraan otonom, menyusul serangkaian insiden keselamatan yang memicu kekhawatiran publik.
Seperti dilansir dari CarnewsChina, langkah ini tidak main-main. Aturan baru mencakup pengawasan lebih ketat terhadap sistem kecerdasan buatan (AI), standar keselamatan berkendara, serta tanggung jawab hukum jika terjadi kecelakaan. Tujuannya jelas: memastikan teknologi autonomous driving berkembang tanpa mengorbankan keselamatan pengguna jalan.
Pemerintah China, melalui Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT), tak mau lagi ada korban setelah kasus mobil Xiaomi SU7 yang mengalami kecelakaan.
Seperti orang tua yang khawatir akan keselamatan anaknya, MIIT mengambil langkah tegas dengan merombak total aturan main di arena mobil otonom. Goodbye "beta testing" yang selama ini jadi primadona pengembangan teknologi - kini setiap uji coba harus melalui prosedur ketat yang tak bisa ditawar.
"Mengemudi otomatis"? "Otonom"? "Cerdas"? Lupakan istilah-istilah bombastis itu! MIIT memaksa industri untuk lebih "membumi" dengan menggunakan terminologi "mengemudi dengan bantuan L(number)" - sebuah sistem klasifikasi yang lebih transparan dan tidak menimbulkan ekspektasi berlebihan.
Fitur-fitur canggih seperti parkir valet otomatis atau pemanggilan mobil dari jauh? Terpaksa masuk gudang untuk sementara.
MIIT berkeras bahwa keselamatan tak bisa dikompromikan dengan gemerlap teknologi. Bahkan, sistem pemantauan pengemudi kini wajib dipasang dan tak bisa dimatikan - bayangkan seperti pengawas yang selalu mengawasi setiap gerak-gerik Anda di balik kemudi.
Kemajuan teknologi memang menggoda—terutama saat kita membayangkan mobil yang bisa melaju sendiri, mengantar kita tanpa harus menyentuh setir. Tapi di balik gemerlap inovasi itu, ada satu pertanyaan krusial: sampai sejauh mana kita rela mengambil risiko atas nama kemajuan?
China, sebagai salah satu pionir dalam pengembangan mobil otonom, kini berdiri di persimpangan.
Baca Juga: Makin Canggih, BYD Siap Luncurkan Sistem Smart Driving
Negara ini telah menjadi semacam "laboratorium besar" untuk uji coba kendaraan tanpa sopir.
Namun, semakin banyak kasus kecelakaan yang muncul, semakin besar pula tekanan agar teknologi ini tidak dibiarkan melaju tanpa rem.
Pemerintah Tiongkok pun mulai bertindak tegas—mengatur ulang regulasi dan menuntut standar keselamatan yang lebih ketat. Ini bukan sekadar penyesuaian aturan, tapi peringatan global: boleh saja kita kejar masa depan, tapi keselamatan harus tetap di kursi pengemudi.
Langkah China ini sekaligus menjadi sinyal penting bagi industri otomotif dunia: jangan biarkan ambisi membutakan logika. Di era serba otomatis, justru rasa tanggung jawab manusialah yang harus ditingkatkan. Sebab dalam dunia tanpa sopir, keselamatan tetap tak boleh kehilangan arah.
Mungkin ini saatnya industri otomotif global belajar bahwa dalam mengejar mimpi mobil tanpa pengemudi, kita tak boleh kehilangan kendali atas realitas keselamatan yang ada di depan mata.
Satu hal yang tak terbantahkan: benturan antara ambisi teknologi dan urgensi keselamatan di China tengah menciptakan drama menarik yang disorot dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Jangan Coba-coba Copot Pelat Nomor, Polisi Punya Trik Baru di Operasi Zebra dan Dendanya Buat Nyesek
-
Pajak Mobil Avanza Berapa? Intip Estimasi di November 2025
-
Terpopuler: Mobil Pelat RI 33 Ikut Macet-macetan, 7 Alternatif Honda WR-V Terbaik
-
5 Rekomendasi Mobil Keluarga yang Bisa Buat Kondangan Ramai-ramai
-
Motor Listrik Polytron FOX 350 Resmi Meluncur, Mulai Rp 15 Jutaan
-
5 Mobil Bekas dengan Ground Clearance Tinggi, Cocok untuk Medan Berat
-
Hal Sepele yang Sering Diabaikan saat Memilih Mobil Bekas Sebagai Mobil Pertama
-
Fitur Keselamatan Mitsubishi Destinator yang Kantongi Lima Bintang di ASEAN NCAP 2025
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Lebih Murah dari Harga Nmax, Pilihan Sedan hingga MPV
-
Wuling Incar Segmen Mobil Keluarga Lewat Kehadiran Darion PHEV