Otomotif / Mobil
Jum'at, 19 Desember 2025 | 15:10 WIB
Ilustrasi penjualan mobil baru di sebuah pameran otomotif [Antara/Muhammad Iqbal]
Baca 10 detik
  • Penjualan mobil baru Indonesia menurun drastis, berpotensi disalip Malaysia sebagai pasar otomotif terbesar ASEAN akhir 2025.
  • Penurunan dipicu ketidakpastian global seperti konflik geopolitik dan perang dagang yang melemahkan daya beli masyarakat domestik.
  • Gaikindo berharap intervensi pemerintah dan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6% dapat memulihkan penjualan otomotif signifikan pada 2026.

Suara.com - Industri otomotif nasional sedang berada di titik krusial pada penghujung tahun 2025. Indonesia yang selama ini memegang predikat sebagai pasar mobil terbesar di Asia Tenggara kini harus menghadapi kenyataan pahit. Data terbaru menunjukkan angka penjualan mobil baru di tanah air terus merosot hingga berpotensi besar disalip oleh pencapaian Malaysia yang tampil lebih agresif.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, Jongkie Sugiarto, mengakui tantangan berat yang sedang menghantam pasar domestik. Ia menyatakan bahwa tren penurunan ini merupakan realitas yang harus dihadapi oleh para pelaku industri kendaraan bermotor saat ini.

"Tahun ini kita kemungkinan besar kalah dari Malaysia. Situasinya memang sedang seperti itu," ungkap Jongkie  di Jakarta, baru-baru ini, Jumat (19/12/2025).

Merosotnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan roda empat dipengaruhi oleh dinamika global yang penuh ketidakpastian. Jongkie menyoroti konflik geopolitik di berbagai belahan dunia serta tensi perang dagang antara China dan Amerika Serikat sebagai faktor utama pelemahan ekonomi nasional. Tekanan internasional tersebut berdampak langsung pada sektor otomotif dan memaksa para produsen untuk bekerja ekstra keras agar tetap bertahan di tengah kelesuan pasar.

Berdasarkan data Wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer milik Gaikindo, penjualan mobil baru periode Januari hingga November 2025 tercatat sebanyak 710.084 unit. Sementara itu, angka retail sales atau penjualan langsung dari dealer ke konsumen pada periode yang sama mencapai 739.977 unit.

Di sisi lain, Malaysia justru menunjukkan performa yang jauh lebih bertenaga. Mengacu pada data dari carz, pendaftaran kendaraan baru di Negeri Jiran mencapai 77.876 unit hanya dalam waktu satu bulan terakhir. Secara kumulatif sejak awal tahun hingga November, Malaysia telah membukukan angka sekitar 720 ribu unit. Selisih tipis pada angka wholesales ini memperbesar peluang Malaysia untuk menggeser posisi Indonesia sebagai pemimpin pasar otomotif di ASEAN pada akhir tahun 2025.

Gaikindo tetap menaruh harapan besar pada intervensi pemerintah untuk memulihkan daya beli masyarakat pada tahun mendatang. Jongkie berharap pertumbuhan ekonomi nasional yang diproyeksikan mencapai enam persen dapat menjadi motor penggerak bagi pemulihan pasar kendaraan bermotor.

"Jika ekonomi membaik, otomotif pasti ikut terangkat. Kami berharap di 2026 penjualan bisa kembali naik ke level 800 ribu unit atau bahkan menyentuh angka 1 juta unit," pungkasnya.

Baca Juga: Riset Ungkap Fakta Adopsi Mobil Listrik Indonesia Masih Didominasi Kalangan Tertentu

Load More