Suara.com - Ahli nutrisi olahraga (sport nutritionist) Emilia Achmadi sepakat pada penilaian fisik para atlet menjadi kendala bagi tim Indonesia di Piala Thomas 2018.
Sebagaimana diketahui, Hendra Setiawan dan kawan-kawan gagal melangkah ke partai final setelah dikalahkan Cina, 1-3, di semifinal, Jumat (25/5/2018) kemarin.
"Kalau dilihat secara teknis dalam pertandingan kemarin, seharusnya pemain Indonesia yang sudah luar biasa, bisa menang atas Cina. Namun, tampak pemain kita tidak bisa bertahan lama di lapangan dan jika terjadi rubber game, seperti sudah kartu mati bagi kita," kata Emilia, dilansir Antara, Sabtu (26/5/2018) malam.
Baca Juga: Indonesia Semifinalis Piala Thomas, Ahsan: Kami Sudah Berusaha
Menurut ahli nutrisi yang menangani atlet-atlet profesional Indonesia secara pribadi, seperti Christopher Rungkat (tenis) dan Siman Sudartawa (renang) ini, persoalan fisik tersebut akan jadi masalah.
Karena, lanjutnya, jika hanya mengandalkan teknik tanpa stamina dan ketahanan yang baik, tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
"Itu memang faktor pendukung, tapi faktor pendukung yang sangat penting. Karena jika tidak ada stamina dan endurance, akhirnya akurasi, fleksibilitas dan refleks juga berkurang," ujarnya.
Memang saat ini Indonesia telah menerapkan sport science. Terlebih tim Indonesia secara usia diisi skuat muda yang bisa dikatakan memiliki stamina lebih prima, meski di dalam tim ada nama pemain senior Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan.
Namun, menurut Emilia, penerapan sport science tersebut masih belum maksimal.
"Walau katanya sudah dilakukan, tapi saya lihat itu dilakukan dengan tidak sesuai kebutuhannya dan tidak mengikuti prosesnya secara maksimal. Jadi segalanya terkesan harus cepat dan serba instan," kata Emilia.
Perubahan yang harus dilakukan pun, kata Emilia, cukup banyak mata rantainya mulai dari penanganan pemain junior yang dipersiapkan dengan maksimal dan sistematis, faktor pelatih hingga penerapan gizi atlet secara serius.
Baca Juga: Evaluasi Hasil Piala Thomas, Ini PR yang Dibawa Tim Indonesia
"Persiapan atlet regenerasi tentu dengan sport science yang serius. Lalu, pemilihan pelatih bersertifikasi dan mau terus mengembangkan diri. Dan tak kalah penting, penerapan gizi yang saat ini masih dianggap enteng oleh semua cabang olahraga, harus diubah dengan menerapkan nutrisi atlet spesifik dengan cabang olahraganya serta periodisasi latihannya," ujarnya.
"Jika tetap melakukan hal yang sama, tapi mengharapkan hasil yang berbeda, itu adalah sesuatu hal yang gila," Emilia menambahkan.
Berita Terkait
-
All England 2025: Sabar/Reza Optimis Dilatih Hendra Setiawan
-
Hendra Setiawan Debut di All England 2025 Sebagai Pelatih, Ini Kata SabRez
-
Hendra Setiawan Siap Debut di All England 2025, Jadi Pelatih Sabar/Reza
-
Hendra Setiawan Dampingi SabRez ke All England 2025, Debut Jadi Pelatih?
-
13 Tahun Berjaya! Kilas Balik Prestasi Gemilang The Daddies, Hendra/Ahsan
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Borneo Hornbills Resmi Berevolusi Menjadi Bogor Hornbills Jelang IBL 2026
-
IHR Piala Raja Hamengku Buwono X 2025: Sportainment Paduan Tradisi Historis dan Budaya Modern
-
SEA Games 2025: Skuad Bulu Tangkis Berubah, Indonesia Turunkan Tim Terbaik
-
Peta Medali SEA Games 2025: Indonesia Kehilangan 41 Potensi Emas
-
Jadwal F1 GP Brasil 2025: Potensi Duel Panas Norris, Piastri dan Max Verstappen
-
Lifter Rizki Juniansyah Diangkat Jadi Letnan Dua TNI usai Juara Dunia 2025
-
KONI Isyaratkan PON 2028 Prioritaskan Cabor Olimpiade
-
Dhinda 'Meledak' di Korea Masters 2025: Tembus Perempat Final dan Makin Percaya Diri
-
Lolos 8 Besar Korea Masters 2025, Ubed Belum Puas!
-
Korea Masters 2025: Kalah dari Unggulan Pertama, Yohanes Saut Akui Hilang Fokus