Suara.com - Peraih emas Asian Games 2018 di cabang olahraga Paralayang, Jafro Megawanto mendedikasikan medali untuk kedua orangtuanya.
"Yang pertama tentunya keluarga, khususnya orangtua," kata Jafro saat ditemui usai upaca seremoni pengalungan medali di arena Paralayang, Gunung Mas Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/8/2018).
Lelaki kelahiran Malang ini berhasil menyumbangkan emas ketujuh untuk Indonesia pada nomor Ketepatan Mendarat (KTM) kelas individual putra.
Selama pertandingan yang berlangsung 10 ronde, Jafro meraih nilai akurasi tertinggi. Terutama pada ronde keempat, mendarat tepat dititik nol, atau sangat akurat. Pada nomor KTM ini mengharuskan para pilot atau atlet paralayang untuk mendarat di PAD, titik akurasi. Semakin kecil nilainya semakin akurat, atau semakin besar poinnya.
Pemuda 22 tahun ini mampu menyaingi Jirasak Witeetham dari Thailand yang terus membayangi selama 10 ronde pertandingan. Jafro dan Jirasak hanya selisih 20 poin. Masing 27 dan 47.
Jafro kelahiran 18 Maret 1996 merupakan putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Budi Sutrisno (55) dan Suliasi (43) yang keduanya berprofesi sebagai petani di Malang, mengawali kariernya dari seorang 'paraboy' yakni istilah bagi anak-anak pelipat parasut di arena Paralayang di Batu Malang.
Dimulai sejak usia 15 tahun, bersama teman-teman SMP, Jafro menjadi pelipat parasut, sehari dibayar Rp5.000. Selama menjadi paraboy, Jafro kecil bercita-cita menjadi atlet.
Seperti gayung bersambut, seoang atlet Parlayang Yosi Pasha mengajaknya berlatih di paralayang. Ajakan tersebut ia terima, dan rutin latihan terbang untuk mendapatkan lisensi penerbang.
Karena tidak punya uang untuk menyewa ojek menuju lokasi latihan, Jafro kerap meminta uang kepada orang tuanya. Hingga akhirnya orang tua merasa terbebani dan meminta dirinya berhenti dari latihan.
Baca Juga: Final Kepagian, Korsel Tekuk Iran di 16 Besar Sepakbola AG 2018
Namun, penentangan tersebut tidak menyurutkan langkah lulusan SMK Akutansi Malang itu. Berbekal dari uang melipat parasut ia gunakan untuk membayar ojek menuju lokasi latihan.
Sampai akhirnya Jafro dapat membuktikan kepada orang tuanya, bahwa cita-citamya menjadi atlet Paralayang bisa membuahkan hasil. Tahun 2012 ia menjadi juara tiga pada kejuaraan Batu Open untuk ketepatan mendarat.
"Sejak itu orang tua saya mendukung cita-cita saya. Sampai sekarang," katanya.
Kejuaraan terakhir yang diikutinya PGAWC di Malang tahun 2017 meraih juara, dan kini ia mempersebahkan emas ketujuh untuk Indonesia di Asian Games ke-18.
Jafro melakoni profesi sebagai pelipat payung selama dua tahun. Kini ia fokus berlatih sebagai atlet nasional. Ketika tawaran menjadi PNS terbuka lebar, Jafro tetap memilih fokus berlatih di paralayang.
Orang pertama yang dihubunginya saat mengetahui meraih emas adalah sang ibu. Lewat video call atau panggilan video, Jafro meminta restu untuk pertandingan berikutnya.
Berita Terkait
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara
-
Alasan Eks Ajudan Jokowi Dipanggil Kejaksaan dalam Dugaan Pencucian Uang
-
Tak Main-main! PSI Riau Targetkan 60 Kursi di 2029, Sebut Jokowi akan Ikut Mengurus Partai
-
Polda Siapkan Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Permintaan Roy Suryo Cs Jadi Pemicu?
-
Babak Baru Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Polisi Gelar Perkara Khusus, Nasib Roy Suryo Cs Ditentukan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Kesan Pertama Tim Bulu Tangkis Indonesia usai Jajal Lapangan SEA Games 2025
-
Duet Kapten Ana dan Sabar Pimpin Misi Raih 2 Emas Bulu Tangkis di SEA Games 2025
-
Kolaborasi Apik Lintas Cabor: Jonatan Christie Satu Lapangan dengan Daniel Wenas hingga Witan
-
Misi Tiga Besar SEA Games 2025: Prabowo Lepas Kontingen, Erick Thohir Pasang Target 80 Emas
-
Bonus Emas SEA Games 2025 Meroket Jadi Rp1 Miliar, Prabowo Kasih Pesan Serius ke Para Atlet
-
SEA Games 2025: Tuan Rumah Thailand Diterpa Skandal Baru, Berpotensi ke Jalur Hukum
-
Klarifikasi Kemenpora Soal Bantuan Alat Olahraga di Wilayah Bencana Aceh dan Sumatera
-
Atlet Indonesia untuk SEA Games 2025 Dikukuhkan, Ini Pesan Erick Thohir
-
Percaya Diri Tinggi, Christopher Rungkat Ingin Perpanjang Hattrick Emas SEA Games
-
Taufik Hidayat Apresiasi Dampak Ekonomi Event Lari Bisa Tembus Belasan Miliar