Suara.com - Kekalahan telak yang dialami Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di final Kejuaraan Bulutangkis Asia 2019, akhir pekan lalu, mengagetkan banyak pihak. Salah satunya Susy Susanti.
Kepala bidang pembinaan dan prestasi PBSI ini mengaku khawatir ada sesuatu yang serius di balik kekalahan tersebut.
Maklum saja, Kevin/Marcus masih memegang status pasangan ganda putra nomor satu dunia saat ini. Namun, status tersebut terbukti tak serta-merta membuat mereka dengan mudah mengalahkan lawan-lawannya.
Di Kejuaraan Asia 2019 lalu, Kevin/Marcus secara mengejutkan kalah telak di partai final saat menghadapi wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Difavoritkan sebagai juara, pasangan berjuluk The Minions itu keok dengan skor telak 18-21 dan 3-21.
Hasil di game kedua itulah yang menjadi sorotan tajam Susy Susanti. Menurutnya, Kevin/Marcus tak sepantasnya kalah dengan margin skor yang begitu jauh, bahkan hanya mendapat tiga poin.
"Belum ada laporan secara detail apakah (kalah karena faktor) endurance, strategi atau mungkin kesehatan. Saya belum bisa mengatakan itu kalau belum ada laporan yang lengkap," ujar Susy Susanti saat dihubungi wartawan, beberapa waktu lalu.
"Kita juga tidak bisa mengira-ngira apa yang dirasakan para pemain. Terakhir di final tapi melihat permainan di game kedua yang begitu jauh, pasti ada sesuatu hal," sambungnya.
Lebih jauh, Susy tak menutup kemungkinan motivasi Kevin/Marcus di Kejuaraan Asia 2019 tak cukup tinggi. Pasalnya, PBSI sejak awal tak menjadikan ajang ini sebagai target para pemain Pelatnas.
Baca Juga: Garang di Ring, Petinju Ini Dibuat KO Berkali-kali oleh Aktris Seksi Ini
Mereka yang dikirim ke Kejuaraan Asia 2019, menurut Susy, lebih karena untuk menghindari denda, khususnya yang menempati peringkat 10 besar dunia.
Jika tak ikut, maka mereka akan didenda sebesar 5 ribu dolar AS (sekitar Rp 71 juta).
"Bisa jadi karena sebetulnya di Kejuaraan Asia 2019 bukan target untuk Kevin/Marcus. Karena masuk 10 besar dunia, jadi mereka harus pergi. Karena kalau tidak akan terkena denda 5 ribu dolar AS. Hal itu juga yang menjadi pertimbangan PBSI mengirim Kevin/Marcus," jelas Susy Susanti.
Tag
Berita Terkait
-
Status Unggulan Kedua, Bisakah Bobby/Melati Penuhi Ekspektasi di China Masters?
-
Cedera ACL Jadi Akhiri Perjalanan Jesita Putri Miantoro di Pelatnas PBSI
-
Indonesia Bidik Gelar Dunia! Mampukah Jonatan Christie Cs Wujudkan Target di Paris 2025?
-
Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025: 12 Wakil Indonesia Siap Tempur di Paris
-
BWF Ketok Palu! Piala Suhandinata 2025 Hadir dengan Sistem Skor Gila 3x45 Poin
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
PBVSI Umumkan 15 Srikandi Muda untuk Asian Youth Games 2025
-
Hendrawan hingga Butet Pantau Langsung Audisi Umum PB Djarum 2025
-
Drama McLaren di Monza: Oscar Piastri Dipaksa Mundur demi Lando Norris
-
Menpora dari Masa ke Masa: Andi dan Imam Korupsi, Roy Lupa Lagu Indonesia Raya, Dito Dicopot
-
Dito Ariotedjo Dicopot, Musuh Bebuyutan Lin Dan Jadi Plt Menpora?
-
Rekam Jejak Dito Ariotedjo, Menteri yang Kena Reshuffle
-
Indonesia Turunkan 12 Wakil di Hong Kong Open 2025, Fajar/Rian Mundur
-
Lalu Muhammad Zohri Cs Jalani Persiapan SEA Games 2025 di Kenya dan Jepang
-
Alcaraz Rebut Tahta! Kalahkan Sinner, Kembali Jadi Nomor 1 Dunia di US Open!
-
Kata Marc Marquez: Kekuatan Alex Jadi Titik Lemah Saya di MotoGP 2025