Suara.com - Semenjak tim pabrikan Ducati mempopulerkan penggunaan winglet di MotoGP musim 2016 lalu, pihak penyelenggara balap kerap disibukkan dengan mengutak-atik regulasi terkait hadirnya perangkat ini.
Hal ini dilakukan lantaran perangkat tersebut punya potensi membahayakan pengendara lain. Tak berhenti sampai di situ, pada MotoGP musim depan, penyelenggara balapan berencana menerapkan aturan baru.
Dilansir dari Crash, dalam aturan tersebut, disebut secara jelas bahwa winglet yang bisa bergerak secara otomatis dilarang.
Lebih detailnya, winglet yang dimaksud adalah winglet yang empunyai rotor penggerak plus disuplai energi dari luar.
Namun aturan yang baru keluar musim depan tersebut rupanya bisa diakali dengan konsep 'aeroelasticity'.
Pada konsep tersebut, para desainer punya kesempatan untuk memanfaatkan kelenturan winglet pada taraf tertentu dengan cara memanipulasi material winglet tersebut.
Kelenturan ini tentu akan sangat berimbas pada aliran angin yang dapat mempengaruhi down force.
Pemanfaatan hal ini bisa menimbulkan keuntungan bagi pembalap tertentu. Hal ini telah lebuh dulu dimanfaatkan di Formula 1 dan saat ini penyelenggara MotoGP saat ini tengah mempertimbangkan kebijakan terkait hal tersebut.
"Tahun depan, akan ada aturan untuk membatasi kelenturan dan kami bakal melakukan beberapa tes." ujar GM Ducati Corse Gigi Dall'Igna.
Baca Juga: Resmikan 11 Diler Sekaligus, DFSK Puas Capai Target di 2019
"Hal itu perlu dilakukan untuk memperjelas aturan yang mana masih 'abu-abu' sekarang. Semua setuju terkait hal ini." imbuhnya.
Direktur Teknis, Dannya Aldridge menyatakan bahwa adanya pembatasan kelenturan bergantung pada hasil tes tersebut.
Aturan tersebut menambah kerumitan regulasi mengenai perangkat aerodinamika, di mana sebelumnya mereka sempat mengatur dimensi sayap, pembatasan pengembangan hanya semusim sekali, pelarangan perangkat mekanik dan masih banyak lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar
-
Limbang Tacik Taa 2025: Laut Labuan Bajo Jadi Magnet Atlet Dunia
-
Cabut Permenpora No.14/2024, Ketum KONI Pusat Apresiasi Menpora RI Erick Thohir
-
Mewakili Indonesia, Tim Esports Free Fire Bidik Prestasi di FFWS SEA 2025 Fall Thailand
-
Legenda Basket Indonesia Meriahkan ASEAN Veteran Basketball 2025 di Banten
-
Superliga Junior 2025: PB Djarum Pertahankan Piala Liem Swie King usai Bungkam Dramatis Jaya Raya