Suara.com - Pelatih sektor ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky membeberkan alasan mengapa para pebulutangkis Merah Putih jarang ada yang bermain rangkap di level senior.
Menurut Richard, hal itu disebabkan karena kurangnya komitmen dalam diri atlet untuk berusaha tampil sama baiknya di dua sektor berbeda.
Dalam bulutangkis, seorang atlet lazimnya bermain rangkap di sektor ganda putra atau putri dan sektor ganda campuran.
"Agak sulit, atlet kita belum bisa terlalu profesional [untuk bermain rangkap]. Jadi kadang-kadang kerap terjadi, mereka bagus di satu sektor dan langsung melepas sektor lainnya," kata Richard Mainaky saat dihubungi wartawan, Selasa (12/4/2021).
"Jadi menurut saya untuk main rangkap di level atas itu agak sulit," tambahnya.
Richard mengatakan bahwa metode bermain rangkap untuk saat ini lebih digunakan PBSI sebagai wadah menganalisis potensi pebulutangkis muda yang masih tampil di level senior.
Contoh teranyar adalah Leo Rolly Carnando yang kerap bermain rangkap di sektor ganda putra dan ganda campuran saat masih tampil di level junior hingga 2019 lalu.
Hebatnya, Leo mampu tampil sama baiknya saat berpasangan dengan Indah Cahya Sari Jamil di ganda campuran dan Daniel Marthin di ganda putra.
Pada 2018, Leo/Indah sukses meraih medali emas Kejuaraan Dunia Junior, dan setahun setelahnya, giliran Leo/Daniel yang mencatatkan prestasi tersebut.
Baca Juga: Jabat Ketum PB ISSI, Alasan Kapolri Listyo Sigit Mundur dari PBSI
"Kami bilang ke Kabid Binpres [Rionny Mainaky] bahwa siapa yang perlu main rangkap untuk menambah jam terbangnya, kita bicara ke sektor ganda putri dan ganda putra," beber Richard.
"Metode itu juga bikin kita tahu seorang pemain lebih cocok ke sektor mana, di samping itu mereka lebih punya banyak jam terbang bertanding," tambahnya.
Pembahasan terkait minimnya atlet senior PBSI yang bermain rangkap sebelumnya sempat disinggung pelatih sektor ganda putri Eng Hian.
Didi, sapaan akrab Eng Hian, menegaskan bahwa bermain rangkap sejatinya memiliki banyak manfaat bagi para pebulutangkis. Untuk sektor ganda putri, para pemain akan cepat matang bila punya kesempatan tampil di sektor ganda campuran.
Pernyataan Eng Hian sejalan dengan apa yang dilakukan negara-negara seperti Jepang, China dan Eropa yang atlet-atletnya fasih bermain rangkap di level teratas.
Yuta Watanabe dari Jepang bisa menjadi contoh terkait hal itu. Pemain 23 tahun itu fasih bermain di sektor ganda putra dan ganda campuran.
Tag
Berita Terkait
-
Tetap Latihan di Tengah Bulan Ramadan, Fajar Alfian: Ini Sulit
-
Jelang Ramadan, Fajar Alfian Berharap Pandemi Covid-19 Berakhir
-
Top 5 Sport Sepekan: Dorna Sports Inspeksi Langsung Sirkuit Mandalika
-
Menpora Harap PP PBSI 2020-2024 Terus Berprestasi di Event Internasional
-
Listyo Sigit Prabowo Mundur dari PBSI, Ini Calon Penggantinya
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Domino Bisa Naik Kelas Jadi Olahraga Prestasi Lewat IDoT 2025
-
Rivan Nurmulki dan Fahreza Rakha Berpeluang Raih Quatrick Emas Medali SEA Games
-
Dihajar Wakil Thailand, Zaki Ubaidillah Akui Butuh Banyak Belajar Demi Konsisten di Level Tinggi
-
Kumamoto Masters 2025: Gregoria Melaju ke Perempat Final, Tiga Wakil Indonesia Gugur
-
Daftar Pemain Timnas Voli Indonesia di SEA Games 2025: Ada Rivan Nurmulki, Farhan Halim Absen
-
Legenda Basket Tony Parker Turun Tangan, Latih Prancis di Piala Dunia FIBA U-17 2026
-
Tinggi 2,33 Meter, Olivier Rioux Catat Rekor sebagai Pebasket Tertinggi dalam Sejarah NCAA
-
Zhang Ziyu Cetak Sejarah, Pebasket Putri China Pertama yang Lakukan 'Dunk'
-
Belanda Lagi, Erick Thohir Jalin Kerja Sama untuk Bangun Pemuda dan Olahraga
-
Eks Pelatih CLS Knights Kembali ke Indonesia, Latih RANS Simba Bogor