Suara.com - Upacara pembukaan Olimpiade Paris pada 26 Juli 2024 tak akan berlangsung di stadion layaknya edisi-edisi sebelumnya. Opening ceremony akan mengambil tempat di Sungai Seine.
Meski terbilang baru, ide itu dinilai melanggar tradisi Olimpiade-Olimpiade Musim Panas sebelumnya yang biasanya berupa prosesi atlet dan ofisial di sebuah stadion.
Nantinya, lebih dari 160 perahu yang diisi oleh atlet dan ofisial dari lebih dari 200 negara akan berlayar hampir sejauh 6 kilometer antara jembatan Pont d'Austerlitz dan Pont d'Iena di pusat kota Paris.
Sementara upacara penutupan dijadwalkan akan diadakan di Trocadero, hamparan taman dan air mancur yang menghadap ke Menara Eiffel.
"Hari ini adalah momen yang luar biasa," kata Tony Estanguet, peraih medali emas kano C1 Olimpiade tiga kali yang mengepalai panitia penyelenggara Paris 2024.
"Ada banyak emosi, banyak antusiasme. Upacara pembukaan sejauh ini merupakan pembeda terbesar."
Panitia penyelenggara Olimpiade Paris 2024 memperkirakan akan ada kerumunan 600.000 orang untuk apa yang mereka sebut upacara Olimpiade terbesar yang pernah ada.
Sebagian dari masyarakat akan tersebar di sepanjang tepi Sungai Seine di tribun tiket sementara sisanya dapat ambil bagian secara gratis.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyetujui gagasan untuk mengadakan upacara di Seine pada bulan Juli meskipun ada beberapa kekhawatiran yang disuarakan tentang cara terbaik untuk memastikan keamanan untuk acara besar seperti itu yang melewati banyak bagian terkenal dari lanskap kota Paris yang ikonik.
Baca Juga: Greysia Polii Jadi Tokoh Paling Dicari Tahun 2021, Dapat Penghargaan dari Google
Pejabat keamanan telah meminta batas 25.000 orang, sedangkan panitia dan balai kota Paris pada awalnya mengusulkan dua juta, menurut sumber walikota seperti dilansir AFP.
Perdana Menteri Jean Castex mengawasi pertemuan komite antarkementerian bulan lalu di mana ia meminta Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin untuk membuat beberapa "saran" mengenai keamanan untuk lokasi Olimpiade, terutama upacara pembukaan.
Castex mengatakan dia menginginkan proposal "pada akhir tahun untuk upacara pembukaan dan paling lambat Juni 2022 untuk semua situs dan acara".
"Kementerian dalam negeri dan seluruh pemerintah mendukung upacara ini," kata Estanguet, menambahkan polisi akan dibantu oleh keamanan swasta di sepanjang 12 km dari tepi sungai yang dapat diakses.
Dalam sebuah wawancara dengan AFP, Estanguet berbicara tentang "kebanggaannya yang mutlak" karena telah mengerjakan ide ini.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade kami akan menyelenggarakan prosesi atlet di tengah kota, di atas sungai Seine," katanya.
"10.500 atlet dari 206 negara akan datang ke Paris dan melintasi kota dari timur ke barat untuk melihat dan menemukan pemandangan kota paling indah di negara kita.
“Kami memperkirakan setidaknya 600.000 orang, artinya 10 kali lebih banyak daripada di stadion seperti Stade de France misalnya.
"Ini benar-benar pertama yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya, "di mana kami berhasil menggabungkan aspek paling indah dari sejarah kami, budaya kami, warisan kami."
Estanguet mengatakan bahwa selain akan "sangat spektakuler", upacara itu juga akan "sangat populer", dapat diakses oleh orang dalam jumlah terbesar, termasuk beberapa yang gratis, ini yang pertama untuk sebuah upacara pembukaan Olimpiade.
"Sebagai sebuah legasi dari Paris 2024, kami berkeinginan untuk meninggalkan Prancis sebagai negara yang lebih sporty dan Olimpiade kami dimulai dengan ambisi membuka peluang bagi semua orang untuk ambil bagian," katanya kepada AFP.
Hal tersebut akan diterapkan untuk upacara pembukaan, dan juga untuk cabang olahraga maraton, yang akan terbuka bagi masyarakat luas untuk ambil bagian."
Bola voli pantai akan diadakan di bawah bayang-bayang Menara Eiffel, panahan di Les Invalides dan apa yang disebut 'olahraga perkotaan' gaya bebas BMX, skateboard, break, dan bola basket 3x3 di la Place de la Concorde, alun-alun terbesar Paris di timur ujung Champs-Elysees, yang bisa dibilang sebagai jalan paling terkenal di dunia.
"Keinginan untuk melepaskan olahraga dari stadion agar lebih mudah diakses oleh banyak orang adalah DNA Paris 2024," kata Estanguet, demikian dilansir dari Antara.
Berita Terkait
-
Empat Negara Boikot Olimpiade 2022, Cina Siapkan Aksi Balasan
-
Indonesia Harus Kerja Keras Pertahankan Angkat Besi di Olimpiade
-
Sejarah Atletik, Salah Satu Olahraga Tertua di Dunia dari Yunani
-
Selancar Masuk Olimpiade Los Angeles 2028, Angkat Besi Belum Pasti
-
Kontra dengan AS, Prancis Tolak Boikot Olimpiade Beijing
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
PBVSI Umumkan 15 Srikandi Muda untuk Asian Youth Games 2025
-
Hendrawan hingga Butet Pantau Langsung Audisi Umum PB Djarum 2025
-
Drama McLaren di Monza: Oscar Piastri Dipaksa Mundur demi Lando Norris
-
Menpora dari Masa ke Masa: Andi dan Imam Korupsi, Roy Lupa Lagu Indonesia Raya, Dito Dicopot
-
Dito Ariotedjo Dicopot, Musuh Bebuyutan Lin Dan Jadi Plt Menpora?
-
Rekam Jejak Dito Ariotedjo, Menteri yang Kena Reshuffle
-
Indonesia Turunkan 12 Wakil di Hong Kong Open 2025, Fajar/Rian Mundur
-
Lalu Muhammad Zohri Cs Jalani Persiapan SEA Games 2025 di Kenya dan Jepang
-
Alcaraz Rebut Tahta! Kalahkan Sinner, Kembali Jadi Nomor 1 Dunia di US Open!
-
Kata Marc Marquez: Kekuatan Alex Jadi Titik Lemah Saya di MotoGP 2025