Suara.com - Pebalap Kawasaki Racing Jonathan Rea mengungkapkan sejumlah kesulitan yang ia hadapi saat berusaha menaklukkan hari terakhir World Superbike (WSBK) putaran kedua di Sirkuit Internasional Mandalika.
“Ini adalah akhir pekan yang sangat sulit, tidak banyak hal positif untuk kami meskipun sudah ada beberapa kemajuan,” ungkap Rea, dikutip dari keterangan resmi WSBK, Senin.
Ia menilai, lintasan di Mandalika cukup tidak konsisten sejak Jumat (3/3/2023) di sesi latihan bebas (FP) karena memiliki level grip sangat rendah namun meningkat di saat balapan utama (race).
“Jadi, kami tidak pernah bisa melakukan persiapan dengan sempurna tapi saya merasa kami menjadi lebih baik,” imbuhnya.
Juara dunia enam kali itu melanjutkan, sebelum balapan utama dan Superpole, ia menemukan masalah di sepeda motornya yang cukup menghambatnya untuk berpacu lebih baik meskipun kecepatannya cukup stabil.
“Namun, di Race 2 saya kehilangan (kontrol) di bagian depan. Saya tak begitu yakin mengapa, tapi saat itu cukup berangin di daerah itu. Saya pikir angin baru saja mengangkat bagian depan (motor),” kata Rea.
Di Sirkuit Internasional Mandalika, Rea mengalami akhir pekan yang sulit karena hanya mencetak 13 poin dalam tiga balapan. Ia pun tersingkir dari Race 2 saat mencoba masuk ke lima besar dalam balapan itu.
Pebalap asal Inggris itu tidak dapat membuat kemajuan. Meskipun di awal race Rea berada di posisi enam besar, namun di L8 ia harus terjatuh karena terlalu cepat dan kehilangan keseimbangan di Tikungan 7. Ia juga kehilangan bagian depan mesin ZX-10RR nya.
“Saya frustrasi, dan saya merasa sangat sulit melewati siapa pun saat akselerasi atau rem,” kata Rea.
Baca Juga: Juarai Ganda ATX Open di AS, Aldila Sutjiadi Raih Gelar WTA Kedua Tahun Ini
“Tapi kami harus menerima akhir pekan yang sulit ini, mencoba belajar darinya dan kemudian melupakannya saat kami kembali ke Eropa. Jadi meski kita kecewa, kita perlu tetap menegakkan kepala dan terus berjuang,” tambahnya. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025