Sport / Balap
Kamis, 02 Oktober 2025 | 18:43 WIB
MotoGP Mandalika 2025 Siap dimulai (Instagram)
Baca 10 detik
  • MotoGP Mandalika 2025 diproyeksi bawa dampak ekonomi Rp4,8 triliun.
  • Event multiyears ini berlangsung hingga 2031, jadi momentum sport tourism Indonesia.
  • Erick Thohir dan Kemenpora tekankan kolaborasi lintas pihak sebagai kunci sukses.

Suara.com - Indonesia kembali jadi sorotan dunia lewat MotoGP Mandalika 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada 3–5 Oktober di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Ajang balap motor bergengsi ini tidak hanya menghadirkan tontonan kelas dunia, tapi juga diyakini menjadi motor penggerak sport tourism nasional.

Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, menegaskan MotoGP Mandalika merupakan salah satu event multiyears paling strategis yang dimiliki Indonesia.

Dengan kontrak penyelenggaraan hingga 2031, peluang untuk memaksimalkan manfaat jangka panjang semakin terbuka.

“Kita tidak banyak punya event multiyears. MotoGP adalah salah satunya. Karena itu, kita harus bergerak cepat, memaksimalkan dampaknya, dan memastikan Indonesia semakin dikenal sebagai tuan rumah event olahraga kelas dunia," kata Erick.

Menurut Erick, sektor pariwisata harus menjadi penggerak ekonomi baru, dan sport tourism adalah salah satu jalannya.

“MotoGP ini momentum penting, karena event multiyears ini berlangsung hingga 2031. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat national branding Indonesia,” ujarnya.

Dampak ekonomi dari penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2025 diprediksi mencapai Rp4,8 triliun.

Angka ini berasal dari belanja wisatawan di sektor akomodasi, makanan, minuman, pendapatan daerah, transaksi ekonomi langsung, hingga aktivitas UMKM.

Baca Juga: IMI: MotoGP Mandalika 2025 Bawa Dampak Nyata Bagi UMKM dan Sport Tourism

Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga, Raden Isnanta, menilai pencapaian itu bukti nyata sport tourism telah menjadi kekuatan baru di Indonesia.

“Event ini terbukti menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, meningkatkan kinerja UMKM hingga 30–50 persen per tahun, serta mendongkrak kunjungan wisatawan nasional hingga 51 persen. Keterlibatan masyarakat lokal mencapai 70 persen, bahkan marshal Mandalika kini dipercaya bertugas di Sepang dan negara Asia lainnya,” jelas Isnanta.

Isnanta menambahkan, MotoGP Mandalika tidak sekadar balapan, melainkan etalase Indonesia di panggung dunia.

Karena itu, sinergi antara pemerintah pusat, daerah, sponsor, hingga masyarakat lokal menjadi penentu keberhasilan ajang ini.

“MotoGP Mandalika adalah panggung internasional yang menampilkan NTB sekaligus Indonesia. Ini bukan hanya sport tourism, tetapi juga national branding yang membuat industri olahraga kita terus melaju,” tegasnya.

Ia juga menilai keberhasilan Mandalika telah mengubah cara pandang dunia terhadap olahraga Indonesia.

Load More