Sport / Arena
Senin, 08 Desember 2025 | 13:34 WIB
Panitia SEA Games 2025 Dituding Nunggak Uang Sewa Venue, Satu Cabor Terancam Batal Tanding [Instagram]
Baca 10 detik
  • Venue cabang olahraga petanque SEA Games 2025 di Thailand sempat dikabarkan terancam ditutup karena isu tunggakan sewa.
  • Panitia SAT menegaskan isu penutupan tidak benar; pembayaran tertunda karena menunggu dokumen administrasi resmi universitas.
  • Rektor universitas membantah adanya ancaman penutupan venue dan menyatakan dukungan penuh terhadap persiapan SEA Games 2025.

Suara.com - Penyelenggaraan SEA Games 2025 di Thailand kembali diterpa isu tak sedap.

Beredar kabar di media sosial bahwa venue cabang olahraga petanque terancam ditutup karena panitia disebut menunggak pembayaran biaya sewa kepada Universitas Rajabhat Valaya Alongkorn.

Menyikapi isu tak sedap itu, pihak otoritas panitia SEA Games 2025 (SAT) dan pihak universitas menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan hanya kesalahpahaman yang berkembang di publik.

Rumor ini awalnya muncul dari informasi yang menyebut bahwa universitas memberi batas waktu kepada SAT untuk melunasi uang deposit sebelum venue boleh digunakan.

Narasi itu bahkan menyebut adanya selisih biaya operasional sekitar 400.000–500.000 baht yang belum dibayar panitia SEA Games 2025, sehingga fasilitas itu dikabarkan akan ditutup bila tidak segera dilunasi.

Isu tersebut dengan cepat menyebar di media sosial Thailand dan beberapa negara Asia Tenggara, menimbulkan kekhawatiran mengenai kesiapan penyelenggaraan SEA Games 2025 yang tinggal hitungan hari.

Namun, SAT memastikan tidak ada tunggakan yang disengaja. Wakil Direktur SAT, Preecha Lalun, menjelaskan bahwa pihaknya siap membayar penuh seluruh biaya penggunaan venue.

Ia menyebut pembayaran belum dilakukan karena SAT masih menunggu dokumen resmi berupa rincian biaya dan penawaran harga dari pihak universitas, sesuai prosedur administrasi pemerintah Thailand.

“Tidak ada masalah. Kami hanya menunggu berkas resmi agar pembayaran bisa dilakukan sesuai aturan. Kami sudah sepakat bahwa proses administrasi akan selesai sebelum 31 Desember,” kata Preecha.

Baca Juga: Konflik Thailand-Kamboja Memanas, Banyak Polisi Preman dan Intel Dikerahkan Selama SEA Games 2025

SAT juga mengirimkan surat resmi pada 5 Desember kepada Universitas Rajabhat Valaya Alongkorn untuk memperjelas prosedur kerja sama serta memastikan seluruh tahapan penggunaan venue berjalan sesuai ketentuan negara.

Dalam surat itu, SAT kembali menegaskan komitmen untuk menyelesaikan pembayaran tepat waktu.

Di sisi lain, pihak universitas turut meluruskan informasi yang beredar.

Rektor Universitas Rajabhat Valaya Alongkorn, Prof. Dr. Sombat Katsisit, membantah bahwa pihaknya pernah meminta deposit atau mengancam menutup venue.

“Universitas tidak pernah meminta uang muka. Kami tidak pernah menghalangi atau melarang penggunaan venue. Kami justru bekerja sama sejak awal demi mendukung SEA Games 2025,” ujarnya.

Sombat menambahkan bahwa kabar yang beredar telah menimbulkan salah paham, padahal pihak universitas terus berkoordinasi dengan panitia.

Load More