Suara.com - Anak-anak di Indonesia rentan melakukan kekerasan seksual terhadap teman-temannya setelah menyaksikan konten-konten pornografi, demikian hasil studi yang digelar oleh sebuah LSM internasional yang bergerak untuk mengentaskan eksploitasi seksual terhadap anak.
Sebuah studi yang digelar ECPAT di enam kabupaten/kota di Indonesia selama 2017, menunjukkan bahwa akses pornografi oleh anak-anak di Tanah Air sudah pada tahap genting. Anak-anak di Indonesia diketahui mengakses konten dewasa di telepon seluler.
"Penelitian kami menemukan fakta di mana sebagian anak yang mengakses pornografi ini ternyata melakukan kekerasan seksual pada anak lainnya," ungkap Executive Director, ECPAT International, Dorothy Rozga, dalam diskusi bertajuk "Konferensi Nasional Internet Aman untuk Anak" di Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Ia melanjutkan bahwa hasil penelitian menunjukkan, telah terjadi penyimpangan penggunaan internet oleh anak-anak.
"Situasi anak-anak yang mengakses konten poronografi sudah mengkhawatirkan, dengan kata lain telah tejadi situasi genting," lanjutnya.
Berkaca dari fakta tersebut, ECPAT mengajak berbagai pemangku kepentingan, seperti Google, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Kementerian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk mewujudkan internet yang aman untuk anak.
Di tempat yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan komitmen pemerintah untuk menciptakan eskosistem internet yang aman untuk anak-anak.
"Selama 2017 saja, kita sudah blokir 800.000 situs. Dengan sistem kami yang baru, kami yakin bakal lebih banyak menjaring konten negatif," ucapnya.
Berita Terkait
-
Kalahkan Google, Kini Onlyfans Jadi Perusahaan Paling Untung di Dunia Berdasarkan Gaji Karyawan
-
Mantan Kapolres Ngada Fajar Widyadharma Hadapi Vonis, DPR Desak Hukuman Maksimal
-
Komdigi Denda Elon Musk Rp 78 Juta Gara-gara Konten Pornografi di X
-
Miris! Anak 10 Tahun di Samarinda Jadi Korban Eksploitasi Seksual: Ibu dan Ayah Tiri Terlibat
-
Pemerintah Yakin Pornografi dan Judol Akan Diberantas Jika Akses ke VPN Diperketat
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Epson Hadirkan Seri Printer EcoTank Terbaru, Dorong Produktivitas dan Efisiensi Bisnis UKM
-
25 Kode Redeem FC Mobile Aktif 14 November 2025, Klaim Puluhan Ribu Gems dan Pemain OVR 111
-
6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
-
2 Rekomendasi Smartwatch yang Dukung Pembayaran QRIS: Praktis, Tak Repot Keluarkan HP
-
Di Balik Penjaga Gerbang Digital: Peran AI Detector Dalam Membangun Kepercayaan Daring
-
25 Tahun Teknologi Plasmacluster Sharp dari Laboratorium Osaka ke Rumah Jutaan Keluarga
-
5 Pilihan Smartwatch yang Cocok untuk Wanita Tangan Kecil, Mulai Rp100 Ribuan
-
BMKG Minta Waspada Cuaca Ekstrem: Potensi Gelombang Tinggi dan Siklon Tropis
-
Jelang Perilisan, POCO F8 Pro dan Ultra Muncul di Geekbench