Suara.com - NASA mengungkapkan bahwa teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dapat membantu dalam pencarian kehidupan di planet asing dan mendeteksi asteroid terdekat.
Penggunaan AI tersebut diharapkan dapat menafsirkan data yang akan dikumpulkan oleh teleskop masa depan, seperti James Webb Space Telescope atau misi Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS).
"Teknologi ini sangat penting, terutama untuk kumpulan data besar dan khususnya di bidang planet ekstrasurya. Karena data yang akan kita dapatkan dari pengamatan di masa depan akan sulit untuk dipahami. Jadi menggunakan alat-alat semacam ini berpotensi membantu kita," ucap Giada Arney, seorang astrobiologis di Goddard Space Flight Center NASA, Maryland.
Dilansir dari laman Space.com, NASA telah bermitra dengan perusahaan seperti Intel, IBM, dan Google untuk mengembangkan teknik pembelajaran mesin berbasis AI.
Setiap musim panas, NASA juga mengadakan pertemuan untuk para inovator teknologi dan ruang angkasa dalam program Frontier Development Lab (FDL).
Sebelumnya pada 2018, astrobiologis NASA bernama Shawn Domagal-Goldman membimbing tim FDL, yang mengembangkan teknik pembelajaran mesin menggunakan jaringan saraf, seperti otak.
Shawn menganalisis gambar dan mengidentifikasi kimia planet berdasarkan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan atau diserap oleh molekul di atmosfer planet tersebut.
Dengan menggunakan teknik jaringan saraf ini, para peneliti dapat mengidentifikasi kelimpahan berbagai molekul di atmosfer sebuah planet ekstrasurya yang disebut WASP-12b, lebih akurat daripada metode konvensional.
AI juga diterapkan pada program serupa untuk membuat model asteroid 3D hanya dalam waktu empat hari. Jenis program ini sangat penting untuk mendeteksi dan membelokkan asteroid yang berpotensi mengancam Bumi.
Baca Juga: Cie.. Snapdragon 865 Berhasil Kalahkan Bionic A13
NASA disebut mengumpulkan sekitar 2 GB data setiap 15 detik dari armada pesawat ruang angkasa. Tapi sumber daya manusia yang tersedia tidak mampu menganalisis seluruh data tersebut. Karenanya, penggunaan AI sangat membantu.
Selain itu, para peneliti menyarankan untuk membangun teknologi AI menjadi pesawat ruang angkasa masa depan. Ini akan memungkinkan pesawat ruang angkasa membuat keputusan ilmiah secara real time dan lebih menghemat waktu penjelajahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
FFWS 2025 Jakarta Mengguncang! Update Flame Arena Hadirkan Loadout, Taktik Baru, Booyah!
-
Canon Sukses Besar! Kelas Foto dan Video Pernikahan di Sumatera Ludes Terjual, Dukung Talenta Lokal
-
20 Kode Redeem FC Mobile 25 Oktober: Boost Skuadmu dengan Gems, Koin, dan Pemain Edisi Khusus
-
Situs Web Kamu Bisa Jadi Sarang Konten Ilegal Tanpa Sadar, Ini Modus Kejahatan Siber Terbaru!
-
20 Kode Redeem FF 20 Oktober Hadirkan Skin M1887, Bundle Langka, dan Diamond Gratis!
-
Cara Gampang Stop Iklan Pop-up di Xiaomi HyperOS Selamanya
-
Qualcomm Snapdragon 685 vs MediaTek Helio G100, Bagus Mana?
-
Lulusan S2 ITB Ini Putuskan Pulang Kampung dan Buka Warung Sate, Banjir Pujian dari Netizen
-
Jaket Premium Othman Cuma Rp 799 Ribu Plus Kuota 75GB dari SIMPATI, Hanya di Sini!
-
Rumor : Produksi iPhone Air Dikurangi, Ada Apa?