Suara.com - Statistik terbaru dari perusahaan keamanan siber, Kaspersky, menunjukkan bahwa Indonesia menjadi target terbesar kedua dalam upaya serangan ransomware yang terjadi di Asia Tenggara pada paruh pertama tahun ini.
Data Kaspersky menunjukkan bahwa dari 831.105 percobaan ransomware yang telah diblokir di wilayah Asia Tenggara pada paruh pertama tahun ini, 298.892 di antaranya merupakan upaya terhadap pengguna di Indonesia, yang menempati posisi kedua terbesar.
"Pada H1 2020 di Asia Tenggara sebanyak 831.105 ransomware terdekteksi yang bisa diblok Kaspersky. Angka yang tidak sedikit dan ini yang terdeteksi dan hanya di Asia Tenggara. Di Indonesia, 298.892 ransomware, juga bukan angka yang sedikit. Bukan hal yang simple, attacknya banyak," ujar Territory Channel Manager untuk Indonesia di Kaspersky, Dony Koesmandarin, dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/9/2020).
Di posisi pertama terdapat Vietnam dengan 385.316 upaya serangan ransomware pada H1 2020. Kemudian, di urutan ketiga Thailand dengan 85.384 upaya serangan ransomware.
Selanjutnya, Malaysia, Filipina dan Singapura, masing-masing berada di urutan keempat, kelima dan keenam.
"Kenapa Indonesia begitu tinggi? Kita bicara tentang awareness, karena ketidaktahuan," ujar Dony.
Meskipun deteksi ransomware di Indonesia 69 persen lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, yakni sebanyak 967.372 serangan, hampir setengah, yaitu 49 persen dari upaya yang terdeteksi dari Januari hingga Juni 2020 ditargetkan pada sektor enterprise.
Kemudian, diikuti oleh konsumen sebanyak 39,94 persen dan UKM sebanyak 2,13 persen. "Individu menjadi kedua tertinggi karena tidak ada proteksi apapun," kata Dony.
Ransomware adalah jenis perangkat perusak yang dirancang untuk menghalangi akses kepada sistem komputer atau data hingga tebusan dibayar. [Antara]
Baca Juga: Tingginya Kejahatan Menuntut Kesadaran Keamanan Siber
Berita Terkait
-
Lonjakan Mengerikan di 2025: Pencurian Kata Sandi Naik 59%! Inilah Cara Para Hacker Mengintai
-
Phishing Makin Canggih, Biometrik dan Tanda Tangan Jadi Target!
-
Awas! Nonton Demon Slayer Gratis Bisa Jadi Jebakan Penjahat Siber!
-
Gawat! Deepfake Real-Time Mulai Dijual di Darknet, Harganya Cuma Segini
-
Ransomware Mengintai? Google Drive Luncurkan Fitur AI Pendeteksi dan Pemulih Otomatis
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
5 Rekomendasi Laptop untuk AutoCAD dengan Harga Miring, Cocok buat Mahasiswa Teknik
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 14 Desember 2025, Ada Skin dan Bundle Winterlands
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 Desember 2025, Klaim Pemain Juventus 111-115
-
8 HP Snapdragon Termurah Desember 2025 untuk Daily Driver, Mulai Sejutaan!
-
Fokus pada Detail Kecil, MONTRA Siap Jadi Standar Baru Proteksi iPhone
-
6 HP RAM 8 GB Rp1 Jutaan untuk Multitasking dan Produktivitas Sehari-hari
-
Game James Bond 007 First Light Muncul di TGA, Karakter Antagonis Terungkap
-
Hujan Meteor Geminid 2025 Malam Ini 14 Desember, Cek Jam Terbaik untuk Mengamatinya
-
Harga Ponsel 2026 Diprediksi Lebih Mahal, RAM 4 GB Kemungkinan Kembali Populer
-
7 HP Murah RAM Besar untuk Game, Paling Worth It Anti Lag